BIJAK ONLINE (Kota Pariaman)—Sekitar 620 hektare sawah masyarakat di Pariaman Utara Kota Pariaman, terancam tidak panen, karena habis diserang hama tikus, diperkirakan sudah masuk lima tahun petani gagal panen di daerah ini.

Hal itu dikatakan, Kepala Dinas Pertanian Kota Pariaman, Ir. Agusriatman,MM,  ketika  melakukan rapat koordinasi penanggulangan dan pencegahan hama tikus sawah dengan 30 kelompok tani se Kecamatan Pariaman Utara di Kantor UPT BPP Pertanian Kecamatan Pariaman Utara, Kamis, (7/4/2016).

Agustriatman menyebutkan, hama tikus di sawah memasuki puncak perkembangan siklus lima tahun pada akhir tahun 2015 dan berlanjut di awal tahun 2016.

Pada fase tersebut, hama tikus sulit untuk dikendalikan, ditambah pola tanam padi yang tidak serentak, curah hujan yang tinggi dan banyaknya lahan tidur tempat bersarangnya tikus, kondisi itu akan memperparah pengendalian hama tikus.

“Dan yang tidak kalah penting masih ada petani yang mempunyai persepsi mistis bila petani melihat tikus, tidak boleh menyebut tikus tetapi disebutnya puti (putri) padahal pada hakekatnya hal tersebut dapat menghambat usaha pengendalian hama tikus itu sendiri,” ujarnya.

Melihat kondisi di atas agar tidak memperparah kerugian petani, secara serentak Agusriatman bersama jajaran Dinas Partanian dan seluruh anggota kelompok tani di wilayah Pariaman sepakat turun ke sawah melaksanakan pembasmian hama tikus padi pada hari Minggu 10 April.

"Kita harus bergerak cepat, pola pembasmian kita kembalikan kepada rasa kekeluargaan yang telah menjadi budaya orang minagkabau untuk saling bahu membahu turun ke sawah meringankan beban saudara kita," tutup Agusriatman.

Semantara itu dikatakan kepala UPT BPP Pariaman Utara Mulyadi, pola pembasmian yang direncanakan untuk menghilangkan hama tikus ada beberapa pola, yaitu pola pengumpanan, pola tabung bambu, pola solder dan turun bersama memburu tikus. (amir)

google+

linkedin