BIJAK ONLINE (Padang Pariaman)—Kepala Bagian Humas (Kabag) Kantor Bupati Padang Pariaman, Andri Satria Masri, SE, ME, mengatakan, soal pembangunan Mega Proyek Pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu Tarok City, Pemerintah Daerah (Pemda) Padang Pariaman, tidak akan merugikan masyarakat. Proyek bertujuan untuk menguntungkan masyarakat.
"Mengenai pembayaran uang ganti rugi memang ada keterlambatan, karena menyangkut dengan administrasi keuangan negara," kata Andi Satria Masri, awan, Sabtu, 6 Mei 2017.
Menurut Andri, kalau prosedur pembayaran ganti rugi sama waktu dirinya jadi Bendahara Pengeluaran Pembantu di Bagian Petanahan tahun 2010 dulu, “In sha Allah tidak ada yang akan merugikan masyarakat, karena panitia pembebasan lahan yag dikenal dengan Panitia 9 selalu bekerja berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah (PP) serta Peraturan Bupati (Perbub),” katanya.
Perlu untuk diketahui masyarakat, kalau memang tanah tersebut, secara hokum dan status sahnya adalah tanah Erpacht atau tanah Negara maka yang ada hanya “siliah jariah” dan penggantian atas tanaman dan bangunan yang terkena dengan pembukaan jalan tersebut.
Soal jumlah ganti rugi tanaman dan bangunan ada Peraturan Bupati (Perbub) yang mengaturnya, disitu sudah sudah ditetapkan jenis, ukuran dan umur tanaman ganti ruginya. Sementara kalau bangunan juga ada kriterianya.
“Kita menghimbau kepada masyarakat yang menunggu ganti rugi miliknya, supaya bersabar dan jangan mudah terpancing isu-isu yang menyesatkan. Ah ngak bakal ada Pemerintah mau menyengsarakan rakyatnya,” ujar Andri lagi.
Menurut Tokoh masyarakat Korong Tarok, Asrizal Dt. Panghulu Basa, khusus untuk Korong Tarok tidak ada tanah Ulayat yang ada adalah Ervacht 90,91. Sesuai dengan SK Kementerian Badan Pertanahan RI, untuk penggunaan tanah tersebut, telah diserahkan sepenuhnya kepada Pemda Padang Pariaman.
Apapun bentuk yang bakal diperbuat Pemda Padang Pariaman diatas tanah tersebut, sudah merupakan wewenangnya dan amanah yang diberikan Negara kepadanya. Sekarang bakal dibangun Mega Proyek Kawasan Pendidikan Tinggi Terpadu Tarok City, sebagai pemuka masyarakat Tarok dengan senang hati menerimanya.
“Bak kata-kata istilah, kalau ketek telapak tangan samo nyiru ditampuang dan tidak mudah membawa proyek sebesar ini ke daerah. Apabila pekerjaan ini terwujud, pasti masyarakat akan menerima dampaknya tidak akan adalagi pengangguran di daerah ini, ketek disebut, jadi tukang sapu saja masih untuk hidup,” ujar Khairul St. Marlaut yang mendampingi Asrizal, Jum’at (5/5/2017) di Kuraitaji. (amir)