PERKIRAAN saya tentang sikap pakar olahraga Prof DR H Syahrial Bakhtiar yang akan mundur secara sportif terealisasi atau terjawab sudah, Jumat, 8 April 2016.  Sikap sportif Rektor III Universitas Negari Padang ini, rasanya sangat perlu diparesiasi atau diacungkan jempol terhadap pakar olahraga yang baru mendapatkan gelar profesor di bidang olahraga ini.

Yang hebatnya lagi, surat pengunduran diri Prof Dr Syahrial Bakhtiar yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Barat, secara tegas dan jelas menunjuk wakilnya atau Waketum 1 KONI Sumbar, Syaiful SH Mhum, sesuai dengan AD/ART KONI.

Kebijakan dan sikap sportif Prof Syahrial Bakhtiar, sekaligus menjawab opini miring atau negatif yang mewarnai media cetak dan media online tentang Surat Gubernur Sumatera Barat Nomor : 009/11/GSB-2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang rangkap jabatan dalam kepengurusan KONI yang menindaklanjuti Surat Mendagri Nomor: X.800/33/57, tanggal 14 Maret 2016 tentang rangkap jabatan KDH/Wakil KDH, pejabat sturktural dan fungsional, serta anggoat DPRD dalam kepengurusan KONI.

Jujur, saya sebagai wartawan yang peduli olahraga di Sumatera Barat ini, salut dan bangga serta mengucapkan terima kasih terhadap Prof Syahrial Bakhtiar, yang lebih mementingkan kepentingan atlet dan pelatih daripada dirinya pribadi dengan meletakan jabatan sesuai AD/ART KONI.

Sebagai seorang pakar olahraga dan manusia biasa, tentu ada plus dan minusnya dari pengabdian prof Syahrial Bakhtiar di belantika dunia olahraga Sumatera Barat. Plusnya, semua insan olahraga tahu, kalau Prof Syahrial Bakhtiar punya catatan prestasi gemilang ketika PON Riau 2012  dengan peringkat,  11 dengan perolehan 12 emas, 12 perak dan  25 perunggu.

Prestasi gemilang lainnya, pada PON Remaja di Jawa Timur, 9 November-16 Desember 2014, kontingen Sumatera Barat menduduki peringkat lima perolehan medali pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja I Jawa Timur, 9 - 16 Desember. Waktu itu, kontingen Sumbar yang mengikuti 14 cabang olahraga yang dipertandingkan, berhasil mengumpulkan tujuh medali emas, delapan perak dan 10 perunggu. Hasilnya, Kontingen Ranah Minang itu menduduki peringkat lima dari 34 kontingen provinsi yang ikut pada ajang pesta olahraga atlet remaja tersebut.

Jika kita melirik ke PON 2000 lalu di jawa Timur, waktu itu Kontingen Sumbar jadi juru kunci alias nomor buncit dan prestasi terburuk dalam dunia olahraga Ranah Minang di kancah olahraga nasional. Bahkan, prestasi terjelek itu pun punya catatan hitam bagi dunia olahraga Sumbar dengan prilaku mahasiswa FKOK IKIP (kini UNP) yang datang dengan tiga bis kota merusak dan menghancurkan kantaor Tabloid Bijak yang di Jalan Batang Sinamar, Padang Baru, Kota Padang.

Sebagai pemimpin redaksi Tabloid Bijak, waktu itu saya memaafkan Prof Syahrial Bakhtiar dengan mencabut laporan polisi, yang kala itu sudah mau memproses pakar olahraga ini dan bahkan akan memasukannya ke kandang situbin. 

Bertitik tolak dari kasus tersebut, dunia olahraga Sumatera Barat secara drastis memperlihatkan prestasi yang memuaskan insan olahraga Ranah Minang dan semuanya itu tak bisa dilepaskan dari kerjakeras dan kiprah Prof Syahrial Bakhtiar. 

KINI, sehubungan adanya surat dari mendagri yang melarang rangkap jabatan, prof Syahrial Bakhtiar telah meletakan jabatannya sesuai AD?ART dan dengan sikap sportif alias jantan, yang patut dipuji dan bukan dicaci.

PON XIX Jawa Barat 2016, sudah bisa dikatakan menghitung hari, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, semua atlet dan pelatih harus bersungguh-sungguh berlatih sesuai saran Gubenrur Sumatera Barat, Prof Dr Irwan Prayitno Psi Msc. 

JIKA sebelumnya Prof Dr Syahrial Bakhtiar mematok tagret 16 medali emas, tentu kini kita pun berharap, agar Syahful SH Mhum yang dipercaya sebagai pelaksana tugas, segera melakukan evaluasi secara menyeluruh dan memprediksi perolehan PON Jabar dengan estimasi yang realitis. Selain itu, kita pun berharap, agar Syaiful SH Mhum meneruskan kebijakan yang baik dan profesional yang telah diprogramkan Prof Syahrial Bakhtiar dan menciptakan suasana kondusif di kepengurusan KONI Sumbar. Semoga. (Penulis wartawan tabloidbijak dan padangpos.com).

google+

linkedin