BIJAK ONLINE (Pasaman)-Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Padang, sengaja menggelar komunikasi, informasi, edukasi (KIE) tentang pengawasan keamanan pangan dan produk halal di Kabupaten Pasaman. di GOR Tuanku Rao, Lubuksikaping, Kamis, 7 Desember 2017.

Acara juga dihadiri  Bupati Pasaman, Yusuf Lubis, Kepala Dinas  Kesehatan Amdarisman, Kadis Perindag dan Tenaga Kerja Edison. Kemudian, kegiatan ini juga dihadiri ratusan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Edison selaku Kadis Perindag dan Tenaga Kerja, menyampaikan, kegiatan ini di laksanakan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan serta pemberdayaan kemandirian masyarakat terhadap pengawasan obat berbahaya yang terkandung dalam obat dan makanan.

KIE, kata Edison,  sudah digelar disejumlah kecamatan di Kabupaten Pasaman. "Selain sebagai  edukasi dan informasi kepada masyarakat, BBPOM Padang juga telah menggelar penyuluhan kepada pedagang pasar serta kampanye pasar aman. “Tujuan kegiatannya untuk memberikan pembinaan langsung kepada masyarakat, agar masyarakat semakin bertambah pengetahuan dibidang obat-obatan dan makan, sehingga masyarakat aman dari bahaya makanan yang mengandung zat berbahaya,” ujarnya.

Sementara Kepala Balai Besar POM Padang, Drs.M. Suhendri,Apt.M.Farm mengatakan, Badan POM, sebagai lembaga pemerintah, mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan terhadap produk obat dan makanan yang beredar di masyarakat. “Misi kita (BPOM) untuk melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan,” katanya.

Berdasarkan data KLB keracunan pangan yang diperoleh dari Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM tahun 2015, kasus keracunan sebagian besar terjadi pada tingkat sekolah dasar, yakni sebanyak 63 persen.

“Dengan jenis pangan penyebab keracunan adalah pangan jajanan, yang disebabkan oleh cemaran bakteri, mutu dan keamanan pangan yang rendah, cemaran kimia dan masa kadaluarsa,” katanya Martin .

Pihaknya kata Martin, juga masih menemukan bahan kimia berbahaya pada sejumlah makanan juga obat-obatan. Seperti, boraks, pemanis buatan dan jenis pewarna berbahaya lainnya pada makanan dan jajanan anak.“Data KLB keracunan pangan di Sumatera Barat, pada tahun lalu sebanyak 13 kasus. Sedangkan tahun ini sudah terjadi 9 kasus,” katanya.

Untuk di Kabupaten Pasaman, selama 3 tahun terakhir ini telah terjadi 3 kasus. Kasus KLB itu disebabkan oleh makanan bakso bakar, godok pisang dan kasus pesta. “Itu hasilnya, setelah diuji di laboratorium adalah bakteri dan cemaran pestisida karena penempatan bahan baku yang tidak baik,” ujar Martin dihadapan Bupati Yusuf Lubis.

Pihaknya, bersama Dinas Pangan Kabupaten Pasaman, telah melakukan audit kesejumlah kantin sekolah di daerah itu. Sebanyak enam sekolah sudah dilakukan penilaian dalam rangka lomba kantin sehat. “Keenam kantin itu sudah kita lakukan pemeriksaan, mulai dari sarana prasarana, penyajian pangan dan tata kelola kantin yang baik,” ujarnya.

 Bupati Pasaman, Yusuf Lubis mengatakan, pengawasan terhadap obat dan makanan harus terus ditingkatkan, guna menghindarkan masyarakat dari zat kimia berbahaya yang terkandung dalam makanan maupun obat-obatan. “Sampai sekarang ini kita masih mendengar permasalahan tentang pangan. Mulai makanan yang mengandung boraks, formalin dan zat berbahaya lainnya, katanya.

Menurut bupati, edukasi kepada seluruh elemen masyarakat sangat penting dilakukan. Termasuk seperti acara KIE yang dilaksanakan pada hari ini.

Tidak hanya pada makanan, kata Bupati, peredaran dan penggunaan zat kimia berbahaya lainnya juga perlu diawasi pada obat dan kosmetik. Karena pada kedua produk itu, juga kerap ditemukan zat berbahaya.(Fauzan)

google+

linkedin