Nasib Taman Hutan Kota Teradu (THKT) Sukarami, kecamatan Gunung Talang Kabupaten solok yang makin memilukan karena tidak teurus, padahal dana Milyaran rupiah sudah masuk ke THKT.


BIJAK ONLINE (SOLOK)-Nasib Taman Hutan Kota Terpdau (THKT) Sukarami, yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari Tugu Ayam Arosuka, ibukota Kabupaten Solok, sampai saat ini tidak jelas dan dibiarkan terkatung-katung. 

Tiga orang calon Bupati Solok, Desra Ediwan, Agus Syahdeman dan Gusmal, jika terpilih, sepakat untuk melanjutkan pembangunan Taman Hutan Kota Terpadu Sukarami. Desra Ediwan misalnya, jika dirinya dipercaya menjadi Bupati Solok mendatang, maka THKT adalah akan menjadi prioritas utama yang akan dia kerjakan. Hal yang sama juga disampaikan Agus Syahdeman, bahwa jika dirinya terpilih, maka dirinya bersama Wahidup, akan melanjutkan pembangunan THKT. Hal yang sama juga disampaikan Gusmal, dimna jika dirinya terpilih,maka THKT juga akan menjadi PR utama yang akan dikerjakan.

Dilain pihak, DPRD Kabupaten Solok, juga sudah sepakat untuk melanjutkan Taman Hutan Kota Terpadu. 


Ide pembangunan taman rekreasi dan pemandian air panas Taman Hutan Kota, Sukarami, bermula sekitar tahun 2007. Mantan Wakil Bupati Solok dan juga calon Bupati Solok mendatang, Desra Ediwan, kepada KORAN PADANG bebrapa waktu lalu, menyampaikan bahwa sebenarnya pada zaman pemerintahan dirinya bersama Gusmal, sebenarnya sudah menganggarkan dana sekitar Rp 10 miliar  untuk tahap awal. Namun karena ada keperluan yang dinilai lebih penting, mantan Bupati Gusmal, terpaksa memangkas anggran untuk dipergunakan kepada keperluan lain.


“Dari awal kita sebenarnya ingin Taman Hutan Kota itu rampung pengerjaannya dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan bisa menghasilkan PAD bagi Kabupaten Solok. Namun karena berbagai persoalan, akhirnya THT ditunda pengerjaannya. Bahkan menurut hitungan, Taman Hutan Kota akan bisa rampung pengerjaannya dengan dana Rp 20 Milyar. Tetapi kalau saat ini dikerjakan, setidaknya dana yang dibutuhkan adalah sekitar Rp 30 Milyar. Hal ini tentunya kita hitung dengan naiknya harga beberapa bahan bangunan dan upah tenaga kerja,” tutur Desra Ediwan.
            

Taman Hutan Kota Terpadu, yang digagas semasa pemerintahan Bupati Gusmal dan Wabub Desra Ediwan, nasibnya terbengkalai begitu lama dan kondisinya tidak terurus. Bahkan anggota DPRD Kabupaten Solok, Jasril Adnan, menilai, Pemerintah Daerah Kabupaten Solok seharusnya tetap melanjutkan pembangunan Taman Hutan Kota Sukarami, agar uang yang sudah masuk kesana tidak mubazir. “Lihat saja kondisinya sekarang sangat memilukan, padahal entah berapa Milyar uang yang sudah masuk ke sana,” tutur, Jasril Adnan, SAg. 

Kemudian Jasril Adnan juga menuding bahwa sampai saat ini nasib THKT tidak jelas ujung pangkalnya, sepertinya bangunan sengaja dibiarkan terbengkalai dan ditumbui semak belukar, sehingga terkesan sangat menyeramkan. THKT Sukarami, sengaja dirintis untuk objek wisata pemandian air panas (water hot), dengan mengalirkan air panas dari lokasi pemandian Air Hangat Bukit Gadang, di nagari Sungai Janiah. Tetapi rencana itu gagal, karena pemerintahan Gusmal tersandung pada Pemilukada Bupati Solok tahun 2009. “Kita akan terus meminta, agar pemerintah daerah kembali melanjutkan bangunan yang terbengkalai. Jangan hanya gara-gara ada kepentingan politik, masyarakat yang dirugikan,” tutur Jasril Adnan.


THKT, terletak di pinggir jalan lintas negara, Solok Padang, sekitar 50 meter dari Rumah Dinas Wakil Bupati Solok atau lebih kurang 200 meter dari Tugu  Ayam, Kompleks Perkantoran Arosuka  (wandy)

google+

linkedin