SAYA termasuk yang hobi bermain olahraga asah otak bridge. Kenapa? Karena olahraga bridge tidak harus mengandalkan otot dan tenaga besar, tapi  hanya kecerdasar berpikir, serta ketenangan mental saat bermain.  Jadi, olahraga bridge ini sangat cocok bagi masyarakat yang jago ilmu matematika dan orang cerdas.

Olahraga bridge merupakan olahraga yang permainannya menggunakan kartu remi dan mengandalkan kemampuan otak untuk berpikir dalam mengatur strategi. Bahkan, olahraga bridge dikenal juga dengan nama Contract Bridge. 

Selama ini, memang banyak juga   anggapan kalau olahraga bridge bukan olahraga, tapi permainan. Anggapan masyarakat tersebut ada benarnya alias  tidak salah. Olahraga bridge dianggap sama halnya dengan olahraga  catur yang dinilai sebagai permainan ketimbang olahraganya.

Sebagai olahraga asah otak, bridge minimal dimainkan oleh empat orang dengan berpasangan dan duduk saling berhadapan. Kemudian, secara tiori, olahraga bridge punya peraturan yang sangat ketat. Maksudnya, sebelum permainan dimulai, setiap tim harus memiliki sistem yang harus disepakati dan diketahui lawan tanding. 

Secara sekilas,  peraturan bermian bridge sebenarnya cukup mudah dipahami, karena permainannya  tak jauh berbeda dengan permainan kartu lainnya, seperti permainan song, remi dan kyu-kyu. Tapi, dalam permainan bridge, memang  tingkat intelegensi seseorang atau kecerdasan  benar-benar diuji. Maksudnya, seseorang pemain harus peka terhadap pola pikir pasangannya, serta harus mengerti dan mampu membaca strategi yang dibentuk pasangannya.

Semuanya dirangkum dalam waktu yang cukup singkat, hanya delapan menit. Lelang itu berakhir dengan sebuah kontrak kecuali bila kartu di tangan dilewati. Sebuah kontrak adalah pernyataan dari salah satu partner bahwa pihak mereka akan mengambil sejumlah (atau lebih) trik. Lelang ini menentukan pihak yang menyatakan, the strain of trump dan lokasi pemimpin untuk kartu di tangan. Sesingkat mungkin, pemain harus mampu membaca kartu dan mendistribusikan kartu, sampai memainkan semua distribusi sampai selesai.

Dibandingkan dengan catur, bridge cenderung mengandalkan akal sehat dan manajemen berpikir. Turnamen bridge biasanya diatur untuk memaksimalkan penggunaan skill satu tim dan meminimalkan akibat keberuntungan. Banyak anggapan bahwa bridge merupakan implementasi beberapa disiplin ilmu. Diantaranya matematika, manejemen, sosial dan psikologi.

Matematika memang relatif dominan di olahraga ini. Pasalnya, matematika diperlukan guna menghitung persentase atau peluang dalam distribusi lembar kartu. Sedangkan psikologis diperlukan guna membaca pikiran pasangan. Sedangkan unsur manajemen diperlukan untuk melatih dalam mengatur langkah atau strategi yang akan dilakukan.

Bridge merupakan olahraga sekaligus permainan yang sangat menarik. Seseorang harus mampu berpikir dan memutuskan tindakannya dengan cepat. la juga harus akurat dan tepat dalam mengatur dan mengubah strategi dalam waktu yang relatif singkat. Alhasil, seorang pemain bridge yang handal diharapkan mampu mengelola sebuah permainan, baik secara individu maupun tim. (Dirangkum dari berbagai sumber). 

google+

linkedin