BIJAK ONLINE-brasi pantai  merusak sedikitnya 22 rumah warga di Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah, terjadi lima hari lalu, menyebabkan sejumlah warga di kawasan  itu, mulai merasa takut dan merasa tidak aman lagi bermukim di daerah pinggir pantai ini lagi. Maka dari itu, segenap warga yang menjadi korban saat ini sangat mengharapkan uluran bantuan, khususnya pihak Pemerintah Kota (Pemko) Padang, agar memperhatikan dan membantu meringankan beban warga mendapat musasibah bencana alam.

"Bak gayung bersambut, kali ini, Selasa (15/5), kawasan tersebut  langsung dikunjungi Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah, SP beserta beberapa Pimpinan SKPD terkait di jajaran Pemko Padang.

Saat itu walikota menyampaikan, dengan beberapa hal yang disampaikan masyarakat, juga laporan dari Dinas PU dan BPBD perihal kondisi pingir pantai ini, sebenarnya memang tidak diperbolehkan adanya bangunan. Dimana, untuk jarak dari bibir pantai hingga batas tanah warga itu harus berjarak 100 M, sehingga rumah atau bangunan warga jauh dari pantai.

“Di kawasan ini ditemukan banyaknya rumah atau bangunan warga seperti rumah makan yang melanggar, bahkan malah membuat bangunan yang sangat dekat dengan pantai. Untuk itu, atas musibah ini saya mengharapkan agar masyarakat setempat bisa cerdas menyikapinya. Semoga saja masyarakat mampu mendukung upaya-upaya pemerintah dalam setiap penanganan yang dilakukan dan tidak melakukan pelanggaran dalam mendirikan bangunan” terang Mahyeldi Ansharullah di sela meninjau lokasi bencana.

Mahyeldi melanjutkan, sebenarnya telah dilakukan penanganan demi keamanan warga yang bermukim di sepanjang pesisir pantai ini. Agar terhindar dari bahaya ombak pantai, telah ada dibangun batu krib dengan tinggi maksimal 17 meter yang bertujuan agar ombak terpecah dan energinya berkurang karena membentur krib. Akan tetapi diperiksa, ternyata ditemukan batu krib yang dibangun kurang dari tinggi maksimal yakni ada 15 atau 16 meter.

“Jadi atas bencana ini, Pemko Padang berjanji akan membangun batu krip di sepanjang Pantai Pasia nan Tigo ini. Namun, masyarakat harus bersabar, karena dalam merealisasikannya butuh waktu dan biaya yang besar. Untuk itu, kita mengharapkan agar masyarakat bersabar karena rencananya pembangunan dan penanganan bencana di sini akan dimulai tahun 2015 mendatang. Sebab, anggaran yang direncanakan sebesar Rp 6Miliar tersebut baru diajukan ke pemerintah pusat,” jelas Mahyeldi.

Ditambahkannya, dari perencanaan pembangunan batu krib ini, nantinya dapat terwujud dengan harapan agar masyarakat bisa bekerjasama dengan camat beserta lurah hingga SKPD terkait dalam mewujudkan pembangunannya.
Di samping itu, Pemko Padang melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Padang telah memiliki program kampung nelayan seperti yang telah ada di Sungai Pisang. Dan jika masyarakat Pasia Nan Tigo setuju nanti juga dibangun di sini, maka ke depan juga akan dibangun di sini.

“Sehingga intinya, masyarakat bisa tinggal di tempat yang aman, nyaman dan jauh dari bahaya. Semoga saja masyarakat bisa memahami setiap pembangunan yang dilakukan. Karena itu semua demi kita bersama. Untuk itu, atas musibah yang terjadi ini ambil saja hikmahnya, karena kadang kala musibah terjadi akibat perbuatan kita sendiri,"tutup Mahyeldi Ansharullah. (Humas Kota Padang)

google+

linkedin