BIJAK ONLINE (SOLOK)-Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Solok, Patris Chan, SH, meminta agar Dinas Pertanian Kabupaten Solok, segera turun tangan untuk mencarikan solusi agar penderitaan petani khususnya yang menanam padi, di bumi bareh Solok itu tidak semakin parah.
"Kita berharap agar Dinas Pertanian minimal melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), memberikan penyuluhan dan solusi agar kerugian para petani tidak semakin berlarut-larut,” tutur Patris Chan, SH, Minggu (23/8).
Dijelaskan Patris Chan, dengan adanya penyuluhan kepada masyarakat seperti dengan pola tanam serentak dan sebagainya, maka berkemungkinan serangan hama tikus bisa ditekan. “Salah satu tugas dari Dinas Pertanian adalah bagaimana meningkatkan hasil panen tanaman padi masyarakat. Untuk itu diperlukan peran aktif dari Dinas Pertanian, karena mereka diberi anggaran untuk itu,” jelas politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Pernyataan yang senada juga disampaikan Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Solok, Firmansyah. Menurutnya, seharusnya Dinas Pertanian lebih cepat tanggap mengenai keluhan petani, karena sudah sering diberitakan melalui media masa. “Apa mungkin orang Dinas Pertnian tidak baca koran, sehingga mereka tidak mengetahui informasi yang sedang berkembang di lapangan. Seharusnya kalau mereka tidak tau, mereka harus berterimakasih kepada media, karena sudah diberi kabar melalui pemberitaan dan hal itulah yang harus ada tindak lanjutnya dari dinas,” sindir Firmansyah.
Serangan hama tikus yang menyerang tanaman padi masyarakat di Kabupaten Solok kian meluas. Selain ratusan hektar sawah di kecamatan Gunung Talang dan Kubung, saat ini serangan hama tikus mulai menyerang tanaman padi masyarakat di Sumani kecamatan X Koto Singkarak dan Muara Panas kecamatan Bukit Sundi.
Sebelumnya, Puluhan hektare sawah masyarakat di kecamatan Gunung Talang dan Kubung sejak bulan Mei 2015, telah terlebih dulu diserang hama pengerat tersebut. Namun hingga akhir Agustus 2015 ini, serangan tikus semakin meluas di Tabek Tomban nagari Koto Gadang Guguk, Jawi-Jawi Guguk, Panarian nagari Talang, Tangah Padang Cupak dan juga di Pinang Sinawa nagari Gantung Ciri. Namun sejak awal Agustus 2015 ini, serangan hama tikus semakin menjadi-jadi di daerah tersebut dan sampai saat ini hampir tidak ada solusi dari dinas terkait. “Tidak ada orang Dinas Pertanian yang datang kesini, sementara tanaman padi kami hampir gagal separoh,” tutur H. Nuzuar Dt Putih, tokoh masyarakat nagari Jawi-Jawi Guguk.
Keluhan yang sama juga disampaikan Hajjah Rosna (50), warga jorong Panarian, nagari Talang. Menurutnya, serangan tikus yang menyerang sawah mereka terasa sangat merugikan "Yang paling parah diserang hama tikus adalah di Tabek Tomban arah ke Panarian, nagari Talang. Tahun ini lebih dari separoh sawah saya gagal panen kibabat di serang hama tikus itu," tutur Hajjah Rosna.
Ditambahkannya, jika tanaman padinya tidak diganggu hama tikus, maka setiap kali panen bisa menghasilan 1200 sukat. Namun akibab serangan hama tersebut, dirinya hanya bisa panen separohnya saja. Selain tanaman padi miliknya, beberapa sawah tetangga yang berdekatan dengan sawah Hajjah Rosna, juga diserang hama tikus.
Meski serangan hama tikus tidak separah tahun 2012 dan 2013 silam, namun beberapa petani padi di Kabupaten Solok mengaku mengalami kerugian, akibab diserang hama pengerat tersebut (wandy)