BIJAK ONLINE (PAYAKUMBUH)---Sungguh memiriskan, nasib salah seorang pelaku UKM anyaman bambu, Amri Dt. Pangulu Sati (62) warga kelurahan Tanjung Pauh, dia merasa ogah untuk tidak terlibat dalam iven besar Payakumbuh Botuang Festival (PBF) yang bakal memeriahkan HUT ke 46 Kota Payakumbuh 17 Desember 2017 mendatang. 

Padahal perhelatan PBF tahun 2017 di kota Payakumbuh, tinggal beberapa hari lagi, yakni tanggal 26 November hingga 2 Desember 2017 mendatang. Seperti dia kecewa berat oleh oknum yang pernah memberikan janji-janji untuk kelansungan hidupnya yang lebih layak lagi. 

Kabar yang tersebar, Amri pernah di iming-imingi bantuan modal usaha dari pihak pemerintah dan swasta yang datang dan mendata kerumahnya. Bahkan TV nasional pun sudah pernah melakukan liputan di rumahnya, terkait bagaimana cara membuat songkok ayam yang baik. Namun hingga kini, belum ada kabar baik untuknya. 

Diceritakan Amri Dt. Pangulu Sati kepada wartawan di kediamannya, Rabu (22/11), sekitar tahun 1990, saya mencoba beralih profesi untuk menjadi mandiri dengan membuat songkok ayam berbahan dasar bambu, pilihan yang sudah tua dan keras dari Agam dan kota Bukittinggi. 

Saya bersama keluarga berupaya menekuni profesi ini. Alhamdulillah, usaha ini mendapat respon dari para pembeli lokal, bahkan saya sudah mengirim hingga ke Singkil, Sibolga, Riau dan Jambi.

“Untuk mempertahankan kualitas produk, sampai hari ini, bambu yang kami pakai adalah bambu yang berasal dari dua daerah tersebut. Dan itu adalah kemauan dari pemesan atau langganan yang dibayar kontan tanpa return, “papar Amri.

Dijelaskan Amri mengenai pola dan metode pembuatan songkok ayam, kita sengaja memilih bambu yang super dan terkadang, kita langsung membeli sekaligus menebangnya ke Bukittinggi dan Lasi kabupaten Agam.

Biasanya harga satu batang bambu Rp13.500, dan satu batang tersebut kita kabung (potong) 4 bagian dengan ukuran 2 meter 90 cm. Kalau saya tidak sempat menebangnya, ya saya upahkan saja ke penebang botuang lain. 

Karena kita sudah langganan sejak tahun 1990, terkadang mereka ikut membantu proses menebang. “Dalam 1 coltdiesel, biasanya dapat dimuat sebanyak 80 batang yang sudah dikabung dan tidak bisa ditambah lagi, karena melanggar aturan lalu lintas," urai Amri tokoh adat nagari Aur Kuning.

Satu songkok ayam biasanya menghabiskan tonggak/tulang sebanyak 56 s/d 58 batang. Untuk hasil yang maksimal sengaja kita tidak memakai bambu lokal, karena kalau bambu dari Bukittinggi ataupun Agam bambunya lebih mengkilap dan seakan akan berminyak serta makin hari makin bagus kuningnya. 

Robuang (anak bambu-red) tumbuh dari dalam tanah dan didalamnya masih banyak stok bambunya yang super. Dibandingkan dengan bambu lokal yang pucat pasi bila semakin tua. Karena robuangnya tumbuh diatas tumpukan bekas potongan tebangan.

“Pernikahan saya dengan Dayusni (57) pada tahun 1977, kami dikarunia 4 orang anak perempuan. Untuk menghidupi keluarga dan anak, kamisesekali berprofesi sebagai tukang bangunan, mudah-mudahan semua ini ada hikmahnya,“ujar Amri. (ada)

google+

linkedin