BIJAK ONLINE (Padang Pariaman)—Dalam rangka ikut “sato sakaki” dalam memajukan anak bangsa, Binjai Caniago yang sehari-hari bertugas sebagai wartawan di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, mendirikan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK).
Perjuangan Binjai Caniago, tidak sia-sia, karena mendapat dukungan penuh dari isteri tercintanya, Zaituni Saone, dengan niat yang ikhlas, Binjai dan Atun, mendirikan lembaga pendidikan ini secara gratis kepada masyarakat di Rimbo Dadok, Nagari
Menurut Binjai ini merupakan sebuah perjuangan panjang untuk mensejahterakan masyarakat Padang Pariaman telah dimulai dengan bermodalkan semangat dan rasa miris mengetahui kondisi real masyarakat Padang Pariaman khususnya wilayah III dan IV Padang Pariaman yang jauh dari keberuntungan akan pendidikan dan ekonomi.
Paud Nurul Ilmi nama sekolah gratis tersebut didirikan pertengahan ajaran tahun 2011 lalu dengan bekal murid 15 orang penduduk asli sekitar perbatasan Rimbo Dadok, Gadur dan Toboh Luar Parit yang kondisi ekonomi masyarakat jauh dari rata-rata masyarakat standar Nasional karena orang tuanya bekerja sebagai penerima upah mengerjakan sawah orang dan mengambil mengambil pasir di Sungai.
Umumnya penghasilan mereka di bawah 500 ribu sebulan dengan seluruh kebutuhan di situ termasuk biaya sandang papan dan sekolah anak. Tahun berikut setelah masuk tahun ajaran baru maka izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman keluar dengan nomor : 801/22297/disdik-2012.
Melalui informasi dari mulut kemulut orang tua siswa akan adanya sekolah gratis maka siswa tahun ajaran pertama sebanyak 35 orang dengan usia rata rata 6 tahun yaitu usia sudah wajib Sekolah namun mereka tidak disekolahkan meski disekeliling mereka ada TK yang alasannya karena tidak ada biaya. " ba'a ka manyikolahan anak untuak makan je susah" kata wali murid.
Tahun ajaran 2013 berikut meski siswa banyak yang tamat dan masuk SD namun jumlah siswa bertambah menjadi 53 orang dan mereka ,masih anak sekitar Sintoga dan Gadur saja tetapi pada tahun 2014 berikutnya siswa yang mendaftar sudah melebar ke arah Pauh Kambar dan Ulakan sehingga meski banyak siswa yang lulus masuk SD namun siswa Paud Nurul Ilmi berjumlah 60 orang dan tahun 2015 berikutnya menjadi 70 orang karena warga dari Pakandangan juga mendaftar masuk ke Paud Nurul Ilmi Rimbo Dadok dan tahun ajaran 2016
Anak Paud Nurul Ilmi Rimbo Dadok, kini berjumlah 88 orang dan yang menjadi catatan secara data Disdukcapil dari tahun ke tahun ternyata tingkat pendidikan orang tua wali murid rata-rata tidak tamat SMP bahkan ada yang tidak tamat SD.
Siapakah Binjai Chaniago dan Zaituni Saone itu sebenarnya, adalah seorang Loper koran terbitan di Sumbar yang memegang kartu PWI dan telah lulus uji Kompetensi wartawan gelombang V. Seorang wartawan kasus yang tidak pernah membuat berita kasus.
"Kita ingin menyelesaikan masalah bukan mencari masalah, semoga apa yang kita lakukan ini membuat sadar pihak yang berkompeten hidup bukan memikirkan kepentingan diri sendiri, banyak hajat orang tergantung pada kita,” ujar Binjai dan Atun.
Menurut Binjai dan Atun, untuk kelangsunga pendidikan yang dibinanya, membutuhkan dana untuk operasional dan honor guru sekitar Rp. 85 juta rupiah, dengan murid 88 orang. Sementara Bantuan BOP hanya Rp. 52 juta rupiah, untuk kekurangan Rp. 29 juta rupiah lagi.
Binjai dan Atun, tidak malu-malu meminta bantuan kepada orang lain, seperti, Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni, memberikan bantuan Rp. 12 juta rupiah. Kemudian Wakil Bupati Padang Pariaman, Suhatribur Rp. 6 juta rupiah. Setelah itu Sekda Padang Pariaman, Jonpriadi Rp. 2,400 ribu rupiah.
Tidak ketinggalan, mantan Kabag Humas Padang pariaman, Anesa Satria Rp. 1.200 ribu, Kadis Kominfo Padang Pariaman, Zahirman Rp. 1,200 ribu. Kekuraangannya di tutupi Hengki Haipon Biro Haluan Karimun dan Serma TNI AD Indra Satriya Tj. Balai Karimun yang menjadi donatur tetap. (rel/amir)