BIJAK ONLINE (PAYAKUMBUH)---Kualitas generasi muda Indonesia, utamanya pemuda kota Payakumbuh, memang tidak kalah dengan generasi muda lainnnya di luar negeri. Terbukti seorang pemuda kota Payakumbuh, Irham Amir penerima manfaat BIPS (Beastudi Indonesia Preparation School).
Keberhasilan Irham Amir menerima manfaat BIPS Dompet Dhuafa, meraih juara pertama lomba tahfiz antar mahasiswa Internasional di Inggris 7 Oktober lalu diacungkan jempol banyak pihak, sebagaimana rilis yang diterima GNFI (Good News From Indonesia).
Irham Amir merupakan pemuda yang berasal dari Payakumbuh, Sumatra Barat dan saat ini sedang menempuh pendididkan master di University of Aberdeen, Inggris. Ia mengambil jurusan International Business dan merupakan penerima beasiswa program 5.000 Doktor Kementerian Agama RI. Dalam kompetisi tersebut ia menjadi juara setelah berhasil menunjukkan kemampuan tahfiz pada cabang 3 juz (juz 1,2, dan 3).
Ketika hal ini dikonfirtmasikan wartawan di Payakumbuh Senin (20/11), Irham mengaku tidak menyangka bisa menjadi juara, karena lomba ini sangat kompetitif. Banyak peserta lain yang datang dari Timur Tengah, Afrika dan Asia yang memiliki kualitas yang sangat baik dari segi hafalan dan tajwid.
"Saya sangat bersyukur karena Allah SWT kasih kesempatan untuk menjuarai lomba ini terkhusus sebagai peserta yang berasal dari Indonesia, semoga prestasi ini dapat mengharumkan nama Indonesia," ujar Irham.
Ilham tidak menyangka bisa menjadi juara karena lomba ini sangat kompetitif. Banyak peserta lain yang datang dari Timur Tengah, Afrika dan Asia yang memiliki kualitas yang sangat baik dari segi hafalan dan tajwid.
Selain harus bersaing dengan sesama pemuda lain yang berkualitas, tantangan yang dihadapi oleh irham adalah soal proses persiapan dalam mengatur waktu. Sebab Ia hanya memiliki waktu 4 minggu untuk mempersiapkan 3 juz hafalan.
Sehingga membutuhkan manajemen waktu yang tepat untuk mengatur jadwal kuliah dan tugas yang padat dengan persiapan lomba. Namun ia berhasil melakukan persiapan tersebut bersamaan dengan ibadah-ibadah dan aktifitas rutin harian.
“Selain muroja’ah satu halaman setelah setiap shalat wajib dan sunnah. Lalu mengulang hafalan di setiap shalatnya, saya juga memanfaatkan waktu untuk melancarkan hafalan ketika jalan kaki dari perpustakaan ke masjid atau praying room kampus, dan waktu bersepeda dari flat ke kampus,” ujar Ilham.
Terpisah, kepala Kemenag kota Payakumbuh Asra Faber kepada wartawan diruang kerjanya, Senin (20/11), mengatakan, perjuangan Irham ternyata membuahkan hasil, sehingga dia menjadi juara internaisonal.
“Buah kesuksesan Irham Amir dapat disebut sebagai generasi muda Indonesia yang dapat menjadi teladan bagi generasi muda saat ini. Selain memiliki kemampuan yang baik untuk mengejar pendidikan, ia juga mampu meraih prestasi dibidang agama, “ujar Asra Faber. (ada)