Menurut Syafril, berdasarkan data yang ada, pupuk jenis urea adalah pupuk subsidi yang paling banyak direalisasikan, yaitu 3.085,65 ton. "Dengan hitungan di bulan Januari direalisasi sebanyak 317,50 ton, Februari 918,30 ton, Maret 705,20 ton, April 224,65 ton, Mei 528,80 ton dan Juni 391,20 ton," kata Syafril.
Selanjutnya pupuk subsidi terbanyak kedua yaitu jenis NPK dengan jumlah 1.744,70 ton. Bulan Januari 201 ton, Februari 228 ton, Maret 108,70 ton, April 525,80 ton, Mei 357 ton dan Juni 324 ton.
Seterusnya Pupuk Subsidi SP-36 sebanyak 800 ton, dengan hitungan bulan Januari 20 ton, Februari 132,75 ton, Maret 259,35 ton, April 219,90 ton, Mei 36,50 ton dan Juni 131,50 ton. Kemudian untuk pupuk subsidi jenis Oraganik 289,30 ton dan ZA 62,50 ton.
Syafri menjelaskan bahwa Dinas Pertanian berperan sebagai Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3). “Dalam melaksanakan pengawasan itu, kami meninjau kelapangan satu kali dalam jangka waktu 6 bulan,” sebutnya.
Peninjauan yang dilakukan mulai dari Kois – kios eceran, kelompok tani hingga kepada petani yang menerima pupuk tersebut. “Alhamdulillah, berdasarkan hasil pengawasan kami sampai saat ini belum ada penyaluran yang bermasalah”, jelasnya. (Fauzan)