TULISAN Gubernur Sumatera Barat, Prof DR H Irwan Prayitno PSi MSc yang berjudul;Sumbar Maju Tanpa Dikotori Pungli dan KKN," (Baca tabloidbijak.com), sudah merupakan sikap tegas seorang kepala daerah. 

Kemudian, tulisan Gubernur Sumbar inilah yang membuka inspirasi saya untuk menulis tentang perebutan Ketua Umum KONI Sumbar, yang katanya akan dilaksanakan, awal Desember 2016 mendatang.

Dari sikap tegas Gubernur Sumbar ini, jelas tak ada kolusi atau nepotisme dengan para calon Ketum KONI Sumbar yang basalero untuk maju. Semua calon atau kandidat yang maju, jelas akan diperlakukan Gubernur Sumbar secara profesional tanpa embel-embel KKN.

Jadi, jika ada salah seorang kandidat membawa-bawa nama Gubernur Sumbar dengan bahasa orang dekat gubernur, berarti si calon, selain tak punya nyali, dan keberanian, juga telah merusak nama baik gubernur dan partainya. 

Semua publik olahraga sudah tahu dan paham, kalau Gubernur Sumbar tersebut milik insan olahraga dan bukan sekelompok orang yang membangga-banggakan diri dengan bahasa orang ring 1 gubernur, dengan tujuan menggertak calon lainnya. Taktik dan strategi ini bisa dikatakan taktik kampungan dan picisan.

Semua calon, kalau memang punya nyali dan percaya diri, munculah dengan integritas diri dan sebutkan visi dan misi secara terbuka atau transparan, sehingga para pimpinan cabang olahraga yang punya hak suara, serta KONI se-Sumbar tidak membeli kucing dalam karung.

Sebagai wartawan yang peduli olahraga, saya berharap agar para profesor dan doktor olahraga untuk ikut menseleksi para calon yang akan maju melalui debat kandidat yang ditayangkan langsung melalui televisi dan radio secara live.

Kemudian, tak ada salahnya juga lembaga survei untuk melakukan voling dengan tujuan memberikan masukan secara ilmiah kepada pemilih yang punya hak suara. Soalnya, salah dalam memilih ketua KONI Sumbar, tungulah kehancuran di PON Papua 2020 mendatang. (Penulis wartawan tabloidbijak dan padangpos.com).

google+

linkedin