BIJAK ONLINE (OPINI)--- Jika tak ada aral melintang, masyarakat olahraga Sumatera Barat (Sumbar) akan melakukan pesta demokrasi pemilihan Ketua Umum (Ketum) KONI Sumbar periode 2017-2021 melalui ajang Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub) pada tanggal 7-8 Desember mendatang.

Namun entah apa sebabnya, pemberitaan tentang persiapan panitia maupun para kandidat yang akan bertarung masih sepi-sepi wae di media massa hingga saat ini. Bisa jadi karena dalam waktu dekat insan olahraga Sumbar disibukkan dengan persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-XIV yang akan digelar di Kota Padang, dari tanggal 19 hingga 29 November ini. Sehingga perhatian publik lebih banyak tercurah untuk menyambut alek olahraga dua tahunan tersebut.

Artinya, dalam waktu dekat akan ada dua iven penting yang akan dilakoni insan olahraga Sumbar di Kota Padang dalam tenggang waktu yang tidak terlalu jauh. Pertama, Porprov ke-14 tahun 2016 dan Musorprovlub KONI Sumbar 2016.

Meski sepi dari pemberitaan media massa, namun dari informasi mulut ke mulut dan bisik-bisik tetangga, sejumlah kandidat Ketum KONI Sumbar sudah mulai menyusun kekuatan dan telah melakukan lobi-lobi ke pengurus cabang olahraga (cabor) dan KONI kota/kabupaten selaku pemilik suara yang sah.

Mereka adalah, Syaiful SH MHum yang saat ini menjabat sebagai Plt Ketum KONI Sumbar dan Handrianto yang menjabat sebagai Waketum II KONI Sumbar periode 2013-2017. Bahkan ada yang memprediksi akan terjadi pertarungan Head to Head jika memang tak ada lagi kandidat yang berani untuk maju. Lebih ekstrimnya pertarungan dua kutub yakni kutub utara melawan kutub selatan.

Istilah pertarungan dua kutub ini muncul dan sudah menjadi pergunjingan di kalangan insan olahraga Sumbar dalam beberapa tahun terakhir. Maksudnya, sejumlah pembinaan cabor yang berbasis di Universitas Negeri Padang (UNP) disebut sebagai kutub utara karena memang berada di wilayah utara Kota Padang. Sementara bagi cabor yang dibina di luar UNP disebut sebagai kutub selatan. Anggaplah Handrianto mewakili suara dari kutub utara dan Syaiful dari kutub selatan. Tapi apakah benar mereka disebut mewakili? Tentu para pemilik suara yang lebih tahu.

Kalau kedua kandidat dari dua kutub ini benar-benar bertarung di Musorprovlub dan salah satunya keluar sebagai pemenang sudah pasti pihak yang kalah tidak akan merasa senang. Akibatnya, pembinaan olahraga Sumbar ke depan tentu tidak bisa berjalan dengan baik karena pihak yang kalah akan merasa “dianaktirikan”, sehingga melakukan berbagai cara untuk merongrong kepengurusan KONI Sumbar mendatang.

Oleh sebab itu, agar pembinaan olahraga Sumbar nanti tidak terkotak-kotak, alangkah baiknya kita memilih figur Ketum KONI Sumbar mendatang orang yang netral dan mampu mengakomodir kepentingan semua pihak. Figur yang netral itu kini berada di pundak Kandris Asrin yang katanya juga siap maju sebagai calon Ketum KONI Sumbar pada Musorprovlub nanti.

Menurut saya, figur Kandris yang saat ini menjabat sebagai Ketua Pengprov FASI Sumbar merupakan sosok yang tepat dan pantas memimpin KONI Sumbar ke depan. Selain telah berpengalaman dalam berbagai organisasi, Kandris bisa dianggap sebagai tokoh perekat dari pertarungan dua kutub tersebut. Kemudian, sosok Kandris boleh dikatakan juga tidak punya musuh, sehingga pembinaan olahraga jadi lebih kondusif.

Bicara masalah kekuatan finansial, Kandris merupakan seorang pengusaha developer yang cukup sukses di wilayah Sumbar dan Riau. Dengan demikian, para atlet dan pelatih tidak perlu khawatir untuk mendapatkan dana pembinaan jika seandainya dana hibah KONI yang berasal dari APBD Sumbar terlambat cairnya.

Tidak hanya itu, Kandris juga bagus dalam menjalin komunikasi dengan semua pihak sehingga sangat menguntungkan bagi kemajuan pembinaan olahraga Sumbar mendatang. Artinya, peluang Kandris untuk menang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan dua kandidat sebelumnya. Nah, tunggu apa lagi? Salam olahraga!

(Penulis adalah Ketua Forum Jurnalis Kota Padang)

google+

linkedin