BIJAK ONLINE (Mentawai)--Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit bersama Deputi Infrastruktur Kemenkomaritim, Ridwan Djamaluddin, serta bupati dan wakil bupati Mentawai melakukan Rapat Koordinasi, di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Jumat, 20 April 2018.

Ridwan Djamaluddin menyampaikan, ada lima kelompok yang akan dilaporkan kepada pimpinan para menteri. Yang pertama, insfrastruktur konektifitas di dalam Kabupaten Kepulauan Mentawai, jalan trans Mentawai, pelabuhan penyeberangan antara kepulauan Mentawai dengan keluarnya, satu penyebrangan di Muara Padang dan juga rencana pembangunan bandar udara baik di Rokot, maupun bandara Internasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Yang kedua, penyediaan sumber daya air bersih akan dibangun oleh Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Pulau Siberut dan Sipora.

"Ketiga, industri perikanan sudah berjalan di Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) di sikakap dan kita harus memastikan keberlanjutanya supaya memberikan manfaat bagi nelayan," ujar Ridwan Djamaluddin.

Selanjutnya, Keempat, proses pengusulan KEK agar sesuai dengan ketentuan dan kemudian nantinya bisa beroperasi dengan maksimal.

Kelima, listrik akan dikoordinasikan antara calon investor dengan PLN dan supaya pembangunan listriknya efisien dan memberikan manfaat bagi kedua pihak baik didalam KEK maupun masyarakat.
Ridwan Djamaluddin menjelaskan pelabuhan yang akan dibangun untuk penyebrangan. "Jadi, kita memastikan bahwa konektivitas pulau bagi masyarakat utamanya terjamin ketersediaanya, dan tadi ada satu pelabuhan mabukku yang masih didiskusikan apakah dibangun oleh pemerintah atau investor, dan sementara ini kami sepakat dibangun oleh pemerintah," ujar Ridwan Djamaluddin sembari menambahkan nanti investor silahkan memanfaatkan dan mengoperasikanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu, Nasrul Abit menyampaikan jaringan air bersih saya perkirakan sudah selesai dan ternyata baru dua, untuk itu minggu depan tim turun lagi agar semua pulau ini yang penduduknya padat, dari cipta karya dan timnya PUPR mencari sumber-sumber air agar dibuat jaringan dan sampai kepada masyarakat. Jadi, ini sangat penting karena merupakan kebutuhan dasar masyarakat.

"Saya perkirakan sudah ada semua ternyata belum, berarti ketinggalan. Jadi, harus diulang kembali, pertama, cek sumber air, kedua, berapa panjang pipanya dan anggaran dibutuhkan dan kita minta selesai dalam satu minggu dan april ini sudah selesai," ujar Nasrul Abit.

Lanjut Nasrul Abit, termasuk di siberut, siberut selatan, siberut barat daya, siberut barat. "Maksud saya ibukota kecamatan yang penduduknya padat agar kita siapkan air bersih dan baru 40 persen air bersih yang ada," ujar wagub Sumbar. .

Nasrul Abit menjelaskan dalam rakor tadi KEK bertahan bahwa pelabuhan dia yang bangun. "Saya datang kesini bukan urusan KEK tapi untuk urusan mengeluarkan kabupaten tertinggal. Jadi, pelabuhan yang ada di labuhan bajau harus ada juga pelabuhan di mabukku karena menjadi satu jadi kesejahterakan masyarakat, nanti kalau investor mau memanfaatkan silahkan, tapi jangan nantinya dia berjanji tidak ada lesasi kita menunggu-nunggu, dan kita pun punya waktu juga dan punya progres," ujar Nasrul Abit sembari menambahkan dan mudah-mudahan tadi sudah dipahami bahwa untuk pelabuhan mabukku pemerintah yang bangun.(Fardianto)

google+

linkedin