TABLOIDBIJAK.COM (Kota Pariaman)---Sudah berapa banyak anak kemenakan kita yang masuk penjara karena narkoba, judi, miras dan sudah berapa banyak anak kemenakan kita yang meninggal karena miras. Itu problem-problem spesial harus kita benahi.

Hal itu diungkapkan Walikota Pariaman Mukhlis Rahman, saat membuka acara rapat kerja Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Pariaman di Balairung Walikota Pariaman, Rabu (25/4/2018).

“Kita sangat prihatin dan hawatir tehadap persoalan generasi muda sekarang, selaku ninik mamak kita tidak boleh berdiam diri dan berpangku tangan melihat kondisi ini, tetapi harus ikut memikirkan dan mencarikan solosinya,” ujar Mukhlis Rahman.

Menurut Muhlis Rahman, walaupun Pemerintah Sumatera Barat sudah mencanangkan gerakan kembali ke surau dan kembali ke nagari, tapi itu belum terlaksana menurut semestinya, masih banyak bersifat retorika dan masih banyak belum mengimplementasikannya.

“Namun kita di Kota Pariaman sudah mengimplementasikannya melalui program maghrib mengaji dan subuh mubarakah”, tukuk Mukhlis lagi.

Mukhlis Rahman juga menyinggung tentang etika berpakaian generasi muda sekarang. "Seperti halnya baju kuruang basiba banyak yang tidak memakainya. Termasuk juga adat istiadat dalam perkawinan, pelaminan sekarang banyak terletak diluar rumah atau di pekarangan rumah," ulasnya

.
"Seharusnya pelaminan terletak didalam rumah, dan bentuk pelaminan pun sudah banyak berubah akibat perkembangan kemajuan zaman", imbuhnya


Wako Mukhlis berharap pertemuan seperti ini bukan hanya melahirkan kesepakatan diatas kertas saja, tapi juga bisa diimplementasikan di dalam masyarakat. Pemerintah desa bisa memanfaatkan dana desa untuk pelestarian adat istiadat dan pelestarian nilai-nilai tradisional.

Dalam kesempatan yang sama Bundo Kanduang Sumatera Barat Puri Retno Raudhah Taib hadir sebagai salah seorang narasumber mengatakan, sikap hidup masyarakat minang dibentuk oleh rujukan yang jelas dan sudah ditetapkan berdasarkan filosofi adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

"Artinya rujukan hidup orang minang adalah agama islam yang dianut, yang dijalankan, dan yang di amalkan. Yang kedua adalah adat kita di minangkabau yang bersandikan kepada kitabullah", terangnya. (mc/amir)

google+

linkedin