SEANDAINYA pak Harto masih hidup, mungkin mantan presiden RI kedua ini akan menggebuk kader Golkar yang mbah lelo ini. Kenapa? Karena prilaku kadernya sudah lebih mementingkan pribadi dan kroco-kroconya. 

Tanpa bermaksud "menohok" Partai Golkar di bawah Kepemimpin Irwan Hendra Rahim, yang jelas aksi perusakan Kantor DPD Partai Golkar Sumbar oleh kader Partai Golkar Sijunjung, jelas merupakan aib bagi partai itu sendiri. Kenapa? Karena secara logika politik kepemimpinan Irwan Hendra Rahim tak mampu menyatukan kader Partai Golkar di Ranah Minang. Padahal, tugasnya sebagai ketua partai, tak hanya menyatukan visi dan misi terhadap anggotanya, tapi juga menyatukan para kadernya. 

Kemudian, kepentingan partai harus dijunjung tingginya. Tapi faktanya kini, kader Partai Golkar Sijunjung sudah terlanjur pecah dengan adanya aksi pengrusakan Kantor DPD Partai Golkar Sumbar, Minggu, 15 April 2018. 

Lantas timbul pertanyaan? Kenapa kader Partai Golkar Sijunjung tega-teganya merusak kantor DPD Partai Golkar Sumbar. Jawaban sementara, katanya kader Partai Golkar Sijunjung tak terima pelaksanaan ulang Musda Partai Golkar Sijunjung yang dilaksanakan di Kantor DPD Partai Golkar Sumbar, di Jalan Rasuna Said Kota Padang. Katanya, Irwan Hendra Rahim lebih mementingkan diri dan kelompoknya, tanpa memandang Ketua DPD Partai Golkar Sijunjung, Arrival Boy  dan pendukungnya.

Kemudian, cara yang dilakukan Ketua DPD Partai Golkar Sumbar tersebut tentu saja membuat pendukung Ketua Partai Golkar Sijunjung, Arrival Boy berang dan gusar. Bahkan, kader Partai Golkar Sijunjung tak hanya berang kepada Ketua Golkar Sumbar, tetapi juga melayangkan mosi tak percaya.

Jika menganalisa ketarangan dari Ketua DPD Partai Golkar Sijunjung, ada yang perlu jadi pemikiran bagi kader artai Golkar Sumbar. Kata  Arrival Boy, ikhwalnya  beranjak dari Fact finding yang dilakukan DPP Partai Golkar terhadap DPD Golkar Sijunjung yang dinilai tak mendasar dan bahkan dinilai DPP Partai Golkar telah melakukan kebijakan tampa bicara atau bertanya tentang masalah yang terjadi di pengurus DPD Kabupaten Sijunjung. 

Kini tanpa bermaksud menohok kader Partai Golkar, yang jelas manuver elit Partai berlambang beringin ini bisa saja menuai blunder. Kenapa?  Karena Partai Golkar bisa jadi ditinggalkan para kader maupun simpatisan setia karena dianggap kelompok elit telah merampas hak serta mengabaikan aspirasi kader dan simpatisan. Bahkan bisa jadi Partai Golkar akan menjadi musuh bagi mereka para kader maupun simpatisan yang selama ini teruji loyalitasnya dalam mempertahankan diri dari keterpurukan. Padahal, sebagaimana kita ketahui, Sumbar  merupakan lumbung suara bagi Golkar dan Golkar sebagai partai pemenang di Sumatera Barat dengan fakta Irwan Hendra Rahim sebagai Ketua DPRD Sumatera Barat. 

Selanjutnya sikap elit Partai Golkar yang mengabaikan masa depan partai dan suasana kebatinan kader dan simpatisannya  merupakan sebuah kecerobohan politik yang harus segera dihentikan, jika masih ingin menjadi partai pemenang dalam pemilu mendatang di Sumbar.

Sebagai Ketua Partai Golkar Sumbar, Irwan Hendra Rahim, seharusnya bersikap realitis dan objektif, serta profesional terhadap kader. Soalnya, tanpa bantuan kader itu dulu, ya ndak mungkinlah Irwan Hendra Rahim bisa menjadi Ketua DPRD Sumbar. 

Yang tak kalah pentingnya, sebagai Ketua Partai Golkar, Irwan Hendra Rahim, janganlah  sampai memaksakan kehendak pribadi demi kepentingan pribadi. Yang lebih paham dengan aspirasi di daerah, tentu ketua yang didaerah. Semoga (penulis wartawan tabloidbijak dan padang pos.com)

google+

linkedin