BIJAK ONLINE (Lugano, Swiss)---Ibarat menyelam, minum air dan sambil liburan, tugas organisasi terlaksana juga.
Begitulah kira-kira yang dilakukan Burmalis Ilyas dalam mensosialisasikan Minang Diaspora Network Global (MDN-G). Executive Director MDN-G itu tatkala bersilaturahmi dengan Adriano, seorang tokoh dan admin komunitas perantau Minang se Eropa di Lugano, Swiss, Selasa (9/1-2018).
“Alhamdulillah, Bapak Adriano menyambut baik kehadiran MDN-G,” sebut Burmalis via ponselnya, Rabu siang (10/1-2018).
Kemudian kata Burmalis, komunitas perantau Minang se Eropa juga siap mensinergikan kegiatan mereka dengan MDN-G. "Pak Andriano adalah perantau asal Painan, Pesisir Selatan yang mengelola sebuah restoran China di Lugano, Swiss," katanya sembari menambahkan, persoalan ini adalah peluang dan tantangan untuk memasarkan kuliner dan produk-produk Minang, termasuk peluang investasi di Eropa.
Menurut Burmalis, komunitas perantau Minang se Eropa setiap tahun selalu mengadakan acara temu kangen, dan bahkan berencana Pulang Basamo sekali setahun. “Nah, ini bisa kita sinergikan dengan program MDN-G,” ujarnya.
Ditegaskan Burmalis, program MDN-G mendorong perantau/pengusaha Minang go internasional sangat beralasan. “Karena, kita punya Rendang yang telah mendunia, bahkan jadi kuliner terlezat di dunia,” sebut Burmalis. “Kita juga punya banyak perantau Minang yang tersebar di seluruh dunia yang memiliki jiwa entrepreneurship, terutama di bidang kuliner dan perhotelan,” tambahnya.
“Saat ini, kuliner Minang dengan brand Masakan Padang sudah menjadi masakan nasional, karena di semua kota Indonesia ada masakan Padang,” tegasnya. “Rumah makan atau restoran Sederhana, Natrabu, dan Simpang Raya adalah beberapa brand masakan Padang yang terkenal,” jelasnya.
Burmalis juga menjelaskan, saat ini juga sudah ada beberapa resto Minang di kota-kota besar dunia, seperti Salero Minang Uni Erita di Den Haag Belanda, Resto Minang Uni Yanti di Qatar, Pondok Buyung, Warung Ita, Indonesia Sumatera Cafe di Australia dan lainnya sebagai perintis resto Minang di luar negeri. “Ini adalah bukti bahwa resto Minang bisa eksis di kota-kota besar dunia,” tegasnya.
“Di bidang perhotelan, juga banyak orang Minang yang sukses dan memiliki beberapa jaringan hotel besar, salah satunya Hotel Sofyan,” ujar Burmalis lagi.
“Dengan potensi yang ada, termasuk jaringan internasional yang terus kita bangun, sudah saatnya orang Minang go internasional,” tegas Burmalis. “Sudah saatnya juga kita menghadirkan kuliner dan hotel Minang, yang sekaligus sebagai pusat promosi dan pemasaran produk dan peluang investasi Sumbar di kota-kota besar dunia,” pungkasnya.(Jursum)