BIJAK ONLINE (LIMA PULUH KOTA)--Hari pertama sekolah adalah peristiwa penting bagi anak-anak. Begitu penting sehingga banyak yang mengingatnya sampai dewasa. Saat pertama memasuki Sekolah Dasar (SD) puluhan tahun lalu, saya termasuk yang enggan dan gentar memasuki masa sekolah.
“Saya takut anak-anak lain akan nakal kepada saya, gurunya galak, atau pelajarannya sulit. Kekhawatiran saya barangkali beralasan. Saya termasuk anak yang jarang bergaul di luar lingkungan keluarga. Makanya, dihari pertama masuk sekolah ini, saya harus mengorbankan waktu, “ujar Dewi (29) salah seorang warga Sarilamak, ketika mengantarkan anak ke SDN 04 Sarilamak, Senin (10/7)
Dulu, katanya, saya juga termasuk anak kesayangan kakek-nenek yang selalu ada dalam perlindungan mereka. Maka hari pertama sekolah adalah hari yang ingin saya hindari, atau kalau bisa ditunda.
Ketika saatnya tiba, kami berjalan menuju halaman sekolah tempat anak-anak lain sudah berkumpul. Tangan saya tak lepas dari gandengan anak. Saat guru-guru meminta anak-anak berbaris dan para orangtua diminta bergeser ke tepi, hati saya makin ciut. Tangisan beberapa anak lain yang tak ingin berpisah dari orangtuanya membuat ingin rasanya berlari ke gandengan anak dan pulang ke rumah.
Sorot ketakutan di mata saya sepertinya disadari anak. Hal yang kemudian membuat saya sedikit tenang adalah saat mendekati guru yang bertanggung jawab di kelas dan mengajaknya berbicara, sseraya sesekali menengok ke arah saya, seolah mengatakan, “Itu anakku, tolong dijaga.”
Kehadiran saya di hari pertama sekolah itu seperti menegaskan, telah terjadi pengertian antara pihak sekolah dengan anakku, sehingga aku akan baik-baik saja. Meski usianya lebih muda karena baru memasuki kelompok bermain, namun anak saya sangat antusias ingin sekolah.
“Karena sekolahnya dekat, kami berjalan kaki menuju sekolah. Dengan celana kedodoran dan tas kebesaran, anak saya dengan riang menikmati perjalanan itu. Sungguh bertolak belakang dibanding saat saya pergi ke sekolah dahulu, “cerita Dewi.
Luar biasa, apa yang saya cemaskan malahan berbalik. Disekolah itu, aku melihat ada bapak bupati Irfendi Arbi, tanpa membuang waktu, saya sampaikan kepada anak, itu bapak bupati, kata saya kepada anak. “Siapa bapak bupati bu, sekolah disini juga ya bu. Aku jawab, bapak bupati pemimpin daerah ini nak, “kataku.
Mendengar apa yang di ceritakan ibunya, sang anak langsung minta berfoto dengan bupati Irfendi Arbi dan langsung ceria. Kemudian dia juga langsung berlari dan bergabung dengan teman-teman barunya serta tidak ragu mengajak ngobrol guru-gurunya.
“Bahkan ketika diajak bernyanyi bersama, dia maju ke depan dan meminta pengeras suara dari gurunya karena ingin bernyanyi sendiri. Awalnya, saya menduga rasa percaya dirinya menghadapi hari pertama sekolah minta pulang. Beruntung karena bapak bupati ada disekolah itu, sehingga membuat anak saya bergairah dan selalu bernyanyi, “papar Dewi.
Sementara itu, bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, ketika memantau hari pertama sekolah, di SD N 04 Sarilamak, Kecamatan Harau, mengatakan, hari ini sangat berkesan bagi wali murid beserta siswa/siswi, karena hari pertama anak-anak kita masuk sekolah pada tahun ajaran 2017/2018 ini bimbingan spritual.
Semoga proses belajar dan mengajar nantinya berjalan dengan lancar, sehingga hari pertama masuk sekolah bisa menjadi momen untuk menjalin komunikasi antara guru, wali murid dan murid.
"Momen ini bertujuan untuk mendorong interaksi antara orang tua dengan guru disekolah, untuk menjalin komitmen bersama dalam mengawal pendidikan anak dan juga untuk meningkatkan kepedulian dan keterlibatan publik terhadap pendidikan,” kata bupati.
Irfendi juga minta kepada sekolah dan guru serta pihak sekolah untuk menyambut dengan terbuka para murid baru dan wali murid di hari pertama sekolah ini. "Kepada para guru dan tenaga kependidikan saya minta untuk menyambut para murid baru dan dapat menjaga amanah serta tanggungjawab dari orangtua murid,"ulasnya.
"Selamat menempuh tahun ajaran baru anak-anakku, rajinlah dalam menuntut ilmu. Mudah-mudahan kabupaten Limapuluh Kota bisa mencetak anak-anak terbaik, penerus bangsa, anak-anak yang berkarakter kuat dan punya semangat dan bisa membangkitkan dan mengharumkan nama kabupaten Limapuluh Kota kedepannya, “harap bupati. (Nura)