Teks Foto: Kabag Kesra, Jamilus S.Ag (kiri) atas nama Walikota Padang menyerahkan peralatan peserta secara simbolis kepada sejumlah perwakilan usai pembukaan, Rabu (7/2/2018)

BIJAK ONLINE (PADANG)—Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah mengakui, saat ini telah terjadi penurunan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau akibat berbagai pengaruh negatif yang datang dari luar, termasuk imbas dari kemajuan teknologi informasi, serta berbagai hal lainnya.

“Oleh sebab itu, Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) perlu melakukan upaya penguatan lembaga adat dan pelestarian nilai-nilai budaya Minangkabau tersebut agar “Indak Lakang Dipaneh, Indak Lapuak Dihujan” sesuai pepatah Minang,” ungkap Walikota dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kabag Kesra Pemko Padang, Jamilus S.Ag saat pembukaan kegiatan penguatan lembaga adat Minang se-Kota Padang di Masjid Agung Nurul Iman Padang, Rabu (7/2/2018). 

Kegiatan tersebut dikuti pengurus KAN, Bundo Kanduang, Mui, Rang mudo, IPSI (sasaran Silek), PKK, GOW, Karang Taruna,Organisasi Baju Kurung Basiba dan lain sebagainya di Masjid Agung Nurul Iman Padang, Rabu (7/2).

Menurut walikota, Kota Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera-Barat memiliki misi mewujudkan Kota Padang menjadi kota pendidikan, Perdagangan, dan Pariwisata yang sejahtera, religius, serta berbudaya. Untuk itu butuh perhatian bersama dalam menjaga prilaku ana-anak dan generasi muda di kota tercinta ini, jangan sampai terlibat pada hal yang tak diinginkan bersama, seperti pergaulan bebas, tawuran, apalagi Narkoba yang menghancurkan masa depan mereka. 

Keberadaan Lembaga Adat di Kota Padang harus tetap terjaga, dipelihara hingga masa mendatang seperti kata pepatah Minang :“Indak Lakang Dipaneh, Indak Lapuak Dihujan”. Maka Pemko Padang selalu memberikan perhatian yang besar terhadap kegiatan keagamaan, adat, dan budaya serta kesejahteraan masyarakat. Peranan lembaga adat amat dibutuhkan pula memberikan pemahaman tentang norma adat, agar mereka bisa menjauhi berbagai kegiatan yang merusak dirinya sendiri.

Ketua Panitia Kegiatan Penguatan Lembaga Adat se Kota Padang Agustina, SH, MM dalam laporannya menyebutkan, peserta kegiatan ini berjumlah 170 orang, yang terdiri dari utusan KAN, LKAAM, MUI, IPSI dan Sasaran Silek, PKK, GOW, Organisasi Salon Penganten, Majelis Taklim, Karang Taruna, dan lainnya. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Rabu dan Kamis (7-8/2/2018) di aula masjid Agung Nurul Iman Padang.

Adapun tujuan dari kegiatan tersebut, untuk meningkatkan peran dan tugas lembaga adat sebagai pembina dan pelestarian seni budaya dan adat Minangkabau yang berkualitas, profesional, kreatif,  dan inovatif,  sebagai motor pnggerak kemajuan hidup beradat dan berbudaya serta bermartabat di Kota Padang. 

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan itu adalah memberdayakan seluruh niniak mamak,  pemangku adat  serta generasi pewaris pemangku adat, fungsional adat bundo kanduang, cadiak pandai dan alim ulama di nagari se-Kota Padang. Agar budaya Minang tetap terpelihara dan tidak terpengaruh dengan perkembangan zaman. (noa)

google+

linkedin