TABLOIDBIJAK.COM (Padang Pariaman)--Sekitar 70 persen peristiwa kematian dalam kasus gawat-darurat disebabkan keterlambatan penanganan medis. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman segera meluncurkan Program Papa Tangkas Gada 119.

“Saat ini kami sedang mempersiapkan sarana dan prasana, perangkat teknis serta sumber daya manusia yang akan menangani program tersebut,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Padang Pariaman dr H Aspinuddin kepada wartawan, Senin (21/8/2017).

Program Papa Tangkas Gada 119 yang dimaksudkan Aspinuddin singkatan dari Padang Pariaman Tanggap Kasus Gawat-Darurat. Sedangkan angka 119 merupakan nomor telepon sentral yang dapat diakses masyarakat untuk memperoleh layanan penanganan medis bagi korban kasus-kasus gawat-darurat.

Sistem program ini, lanjut dia, sekaligus terkoneksi dengan Unit Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Kepolisian serta sejumlah rumah sakit rujukan.  Tujuannya sebagai upaya mencegah kematian atau keadaan yang lebih buruk akibat keterlambatan penanganan. 

“Dengan program / aplikasi ini kami akan memberikan pelayanan super cepat terhadap masyarakat yang mengalami kasus-kasus gawat-darurat. Saat ini kami sedang menyiapkan sarana-prasarana dan tenaga yang dibutuhkan seperti dokter spesialis berbagai penyakit yang stand by 24 jam,” jelas Aspinuddin. 

Tidak hanya mengandalkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman yang berlokasi di Paritmalintang (Jln Raya Padang – Bukittinggi Km 42), menurut pria kelahiran 1 Mei 1964 ini, aplikasi Program Papa Tangkas Gada 119 akan terhubung secara online dengan rumah-rumah sakit lain, baik di Sumbar maupun di daerah lain, termasuk Jakarta.

“Aplikasi online ini memungkinkan petugas Papa Tangkas Gada 119 mengetahui kondisi terkini rumah-rumah sakit rujukan seperti kehadiran dokter umum dan dokter spesialis serta apakah ada tempat tidur yang kosong di ruang rawat inap atau penuh. Dengan demikian petugas program dapat segera menyarankan kepada petugas di lapangan agar membawa pasien ke rumah sakit mana sesuai kondisi penyakitnya,” papar pria yang akrab dengan sapaan Dokter Jimi ini.

Ia menambahkan, program ini akan mulai diluncurkan pada tahun 2018. Untuk itu, Jimi sudah mengajukan alokasi anggarannya kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Padang Pariaman guna ditampung pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2018.

“Program Papa Tangkas Gada 119 tidak hanya ditujukan kepada warga Kabupaten Padang Pariaman, akan tetapi untuk menyelamatkan siapa saja yang mengalami keadaan gawat-darurat di wilayah Kabupaten Padang Pariaman, baik akibat mengalami kecelakaan, musibah, serangan jantung, stroke maupun jenis-jenis gawat-darurat lainnya,” papar Jimi.

Setelah melakukan pertolongan pertama, lanjut dia, kalau perlu petugas lapangan membawa pasien ke rumah sakit rujukan sesuai petunjuk petugas pemandu di sekretariat. Jika memerlukan tindakan medis seperti operasi, langsung dilakukan dengan biaya yang tersedia pada anggaran program.

“Terhadap pasien-pasien kritis terkait kasus gawat-darurat kan kita tidak mungkin mencari tahu terlebih dahulu siapa keluarga mereka yang akan bertanggungjawab membiayai. Barulah setelah keluarganya datang, pembiayaan pasien diserahkan kepada mereka,” katanya lagi.

Dokter Aspinuddin terkesan sangat inovatif. Segera setelah dilantik menjadi kadinkes Bupati Ali Mukhni, ia langsung melakukan pendataan bersama jajarannya ke lapangan. Alhasil, ditemukan berbagai jenis penyakit yang diderita masyarakat yang sebelumnya cendrung kurang tertangani.

“Dengan dorongan Bupati Ali Mukhni dan dukungan seluruh jajaran pemerintah kabupaten (pemkab) serta tokoh-tokoh masyarakat, kami membuat Program Padang Pariaman (Papa) Sehat yang mulai diluncurkan bulan Juni 2014,” ujarnya. 

Program ini, kata dia, mendapat perhatian Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tak ayal, Menteri Kesehatan Prof Dr dr Nila Djuwita F Moeloek SPM (K) pun berkunjung ke Padang Pariaman. “Beliau pun mencanangkan Program Papa Sehat di ruangan ini juga, Februari 2015,” jelas Aspinuddin. 

Konsep Papa Sehat, sebut dia, antara lain berupa kunjungan bidan desa ke rumah-rumah masyarakat setiap hari, dijadikan Menkes sebagai model atau contoh secara nasional. Tidak sekadar berkunjung, bidan pun menanyakan keluhan penyakit kepada masyarakat. Jika ada, langsung melakukan penanganan medis. Kalau tidak memungkinkan, dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Kalau warga itu miskin, difasilitasi biayanya melalui Badan Amil Zakat Kabupaten.

“Dengan program ini, Alhamdulillah... angka kematian ibu melahirkan dan angka kesakitan masyarakat menurun secara drastis mulai tahun 2015 hingga sekarang,” kata Aspinuddin. 

Selanjutnya, Dinkes menerapkan aplikasi pendaftaran secara online bagi masyarakat yang hendak berobat ke puskesmas. Dengan demikian, masyarakat cukup mendaftar dari rumah melalui ponsel dan tidak perlu antri menunggu. “Aplikasi ini memungkinkan Pak Bupati dan kami bisa memantau perkembangan layanan di semua puskesmas guna mencarikan solusi jika ada permasalahan,” ujarnya pula. (rel/amir)

google+

linkedin