Tampak masyarakat Jorong Galagah, Nagari Muara Panas, saat melakukan goro mengeluarkan pasir dari kali dan kaum perempuan mengangkut ke lokasi pembangunan jalan yang didanai dengan swadaya masyarakat

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Meski disebahagian nagari di Minangkabau, tradisi gotong royong (goro) sudah mulai hilang, namun di jorong Galagah, Nagari Muara Panas, Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok, tradisi goro tersebut sampai saat ini masih dipertahankan.

Tidak bisa kita pungkari, kebanyakan masyarakat Minang sudah mulai cenderung hidup secara individu, namun hal ini tidaklah berlaku bagi masyarakat Galagah. Secara turun temurun, tradisi goro ini masih tetap ada dan dipertahankan di Galagah hingga saat ini. Seperti hari Minggu kemaren, puluhan masyarakat Galagah, baik laki-laki maupun perempuan tua muda serta anak-anak, tampak kompak bergoro mengangkut pasir dari kali untuk membangun sebuah jalan di jorong Galagah. Yang laki-laki tampak mengeluarkan pasir dan batu dari kali, sementara yang perempuan mengangkut ke lokasi pengerjaan jalan yang sedang dikerjakan dengan menggunakan ember dan karung serta peralatan lainnya. Jalan yang dikerjakan juga hasil swadaya masyarakat yakni di belakang SD 02 Bukit Sundi atau dari Lapangan Volly Galagah.

“Alhamdulillah meski sudah ada dana dari pemerintah baik dana nagari, APBD dan lainnya, namun kita di Galagah ini masih membudayakan tradisi gotong royong, karena ini juga sekaligus ajang bersilaturrahmi antar warga dijorong,” jelas Atik (20), yang diamini Sani (33), warga jorong Galagah, Nagari Muara Panas, Minggu (27/8). Atik menyebutkan bahwa setiap bulan masyarakat Galagah rutin melakukan goro, seperti membersihkan jalan, masjid atau mushalla atau kegiatan masyarakat lainnya. “Bahkan kalau ada masyarakat yang pesta, kita di sini secara bersama-sama datang membnatu saudara yang pesta, seperti membuat pagar atau membantu mendirikan tenda,” terang Atik. Goro membangun jalan swadaya ini, merupakan Minggu kedua dilakukan dan meneruskan bengkalai Minggu lalu.

Hal itu juga dibenarkan oleh Zulfirman Talanai Sati (60) tokoh masyarakat Muara Panas yang juga mantan walinagari daerah yang dikenal dengan pasar ternaknya ini, bahwa tradisi goro masih melekat di masyarakat Galagah. “Ini merupakan contoh bagi jorong lain, dimana semasa saya menjadi walinagari di jorong Galagah ini juga rutin masyarakatnya melakukan gotong royong,” terang Talanai Sati. Di nagari Muara Panas sendiri, terdapat Lima jorong yakni Jorong Koto Kaciak, Jorong Koto Panjang, Jorong Balai Pinang, Jorong Sawah Ampang dan Jorong Galagah Tanah Kuniang. “Alhamdulillah tradisi goro ini akan kita wariskan dan akan kita pertahankan sampai anak cucu kita mendatang,” jelas tokoh masyarakat Muara Panas, yang juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok, Yondri Samin, SH (wandy)

google+

linkedin