TABLOIDBIJAK.COM(Padang Paariaman)--Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP & Damkar) Kabupaten Padang Pariaman adakan Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Kamis (03/08/2017) di INS Kayu Tanam.
Seringnya kebakaran ditenggarai hubungan arus pendek. Kenyataannya, masalah arus pendek tidak dapat dilepaskan dari kesalahan manusia. Hal itu diungkapkan Kepala Satpol PP & Damkar Padang Pariaman, Rianto. Sebab dia melihat masih banyak masyarakat yang tidak teliti dalam penggunaan produk elektronik.
“Selama ini saya melihat masih banyak produk elektronik yang dipakai masyarakat melebihi kapasitas,” ujar Rianto dalam Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran, di Aula INS Kayutanam.
Rianto menjelaskan, kebanyakan penyebab arus pendek karena kesalahan pengguna listrik tersebut. Sebab dia masih banyak menemukan warga yang menggunakan alat elektronik tidak sesuai aturan. Contohnya penggunaan terminal, masih ditemukan warga yang menjadikan terminal kapasitas empat colokan, menjadi delapan colokan dengan bantuan steker.
“Kalau kita lihat di kampung-kampung, sangat banyak warga yang menggunakan terminal listrik melebihi kapasitas. Parahnya, terminal dan kabel yang digunakan dengan harga murah atau tidak memenuhi SNI PLN,” ujarnya.
Kata Rianto, penggunaan peralatan elektronik yang tidak SNI tersebut, tentu sangat membahayakan masyarakat. Terlebih sekarang banyak perangkat elektronik yang digunakan masyarakat berteknologi canggih.
“Kalau membeli televisi LCD dengan harga jutaan rupiah mampu, harusnya membeli kabel dan terminal yang SNI masyarakat juga harus bisa. Jangan sampai televisi mahal, produk penyalur listriknya murahan,” jelasnya.
Rianto meyakini, apabila masyarakat memilih menggunakan produk elektronik berkualitas, masalah hubungan arus pendek akan teratasi. “Jadi lebih baik kita mencegah, daripada menanggulangi. Sebab kalau kebakaran sudah terjadi, kerugian akan semakin besar,” katanya.
Selain itu, Rianto juga menjelaskan, bahwa kebakaran yang rawan terjadi di pasar-pasar, juga tidak terlepas dari kesalahan dan kelalaian manusia di sekitarnya. Baik dalam penggunaan peralatan elektronik ataupun peralatan penghasil api lainnya, seperti kompor dan lilin.
“Kami juga berharap agar pedagang di pasar memastikan kondisi kabel aliran listrik di kedainya. Terlebih pasar tradisional yang usianya sudah sangat tua,” tukuknya.
Kabid Kebakaran Dinas Pol PP & Damkar Padang Pariaman, Edison mengatakan, kesadaran masyarakat memang sangat diburuhkan dalam pencegahan kebakaran. Sebab, masyarakat sekitar harapan besar untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban kebakaran.
“Dalam penyuluhan ini kami hanya mampu mengundang perwakilan 17 kecamatan dan 103 nagari di Padang Pariaman. Untuk itu, kami sangat berharap mereka menyampaikan informasi ini kepada masyarakat. Sebab merekalah ujung tombak yang bersentuhan setiap hari dengan warga,” ujarnya.
Jika pengetahuan itu berhasil disalurkan kepada masyarakat, Edison meyakini, peristiwa amukan api akan semakin jarang terjadi di Padang Pariaman. Sehingga, visi dan misi Bupati menjadikan Padang Pariaman aman dan nyaman dapat terwujud.
“Hingga Agustus 2017 ini, kami mencatat sekitar 70 kasus kebakaran. Sedangkan 2016 lalu, terdapat lebih dari 120 kasus. Semoga, kasus kebakaran tidak terjadi setelah hasil penyuluhan dan simulasi ini diketahui masyarakat,” harapnya.
Edison menjelaskan, penyuluhan itu pihaknya akan melakukan simulasi penanggulangan kebakaran secara tradisional dan modern. Jadi peserta akan diajarkan menggunakan peramalatan tradisional dan modern pula. Selain itu, peserta dari nagari dan kecamatan tersebut akan dilatih memahami penyebab kebakaran dan mengatasi kepanikan.
“Kami akan ajarkan cara memadamkan api dengan karung goni hingga racun api. Untuk itu, masyarakat harus paham kebakaran karena minyak, seperti kompor, atau hubungan arus pendek. Sebab kalau tidak memahami penyebab, masyarakat bisa panik karena api malah semakin besar saat disiram dengan air,” tandasnya. (rel/amir)