TABLOIDBIJAK.COM (Kota Pariaman)--Setiap Anak mempunyai hak yang sama dalam menempuh pendidikan dan hak untuk belajar, dengan memasukkan anak inklusi di sekolah normal, hal ini akan meningkatkan percaya diri anak inklusi dan ia akan merasa menjadi anak normal sama dengan lainnya.
Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Pariaman, Genius Umar ketika memberikan sambutan pada Sosialisasi Pembudayaan Pendidikan inklusi bersama dengan stake holder Kota Pariaman, bertempat di ruang pertemuan RM Joyo Makmur, Kamis (26/10/2017).
“Anak inklusi terkadang memiliki IQ yang cukup tinggi dari anak biasa, dengan kemampuannya tersebut ia terkadang sibuk dengan dunianya sendiri, apabila dibiarkan ia sendiri dan dipisahkan dengan anak-anak yang lain, maka ia akan merasa berbeda dan minder dengan apa yang dimilikinya,” tuturnya.
Kita semua perlu merespon tentang Pembudayaan Pendidikan inklusi ini, sehingga eksistensi pengembangan pendidikan inklusi, yang lebih mengkhususkan pada perkembangan anak didik inklusi yang berintegrasi ke dalam anak normal, yang mengacu kepada pemerataan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan inklusi yang bersifat regular.
“Diharapkan peserta didik inklusi benar-benar tidak merasa rendah diri dalam proses belajar dan menjadikan mereka insan yang cerdas serta memiliki motivasi hidup yang tinggi dalam pendidikan secara utuh, bermoral, berbudaya yang mengarah kepada moralitas yang baik,” ungkapnya.
Selain itu Wawako juga menghimbau kepada para peserta yang merupakan pelaku unsur pendidikan, agar dalam mengajar jangan hanya mengikuti kurikulum dan ilmu saja, tetapi lebih kepada pendidikan watak, karakter dari anak didik
“Pendidikan ilmu harus sejalan dengan pendidikan karakter, sehingga anak didik, tidak hanya pintar saja, tetapi memiliki attitude dan karakter yang baik, yang nantinya akan membentuk generasi muda yang mempunyai pribadi yang mandiri, kreatif, produktif dan berdaya saing,” ujarnya.
Anak mesti diajarkan untuk berani mengemukakan pendapat, dan kita sebagai orang tua atau guru agar dapat menerima pendapat tersebut, ajarkan mereka mempunyai rasa kebangsaan, cinta lingkungan dan menghargai pendapat orang lain.
“Kalau sejak kecil anak diajarkan menghargai pendapat orang lain, memiliki raa kebangsaan, mencintai lingkungan, dan berani mengemukakan pendapat, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang berjiwa bijaksana dan ketika mereka dewasa, maka akan menjadi orang yang bermanfaat, dan berhasil, tidak tertutup untuk anak inklusi sekalipun,” tutupnya.
Berdasarkan sambutan Ketua Panitia acara Kabid Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman, Pria Sapta Mulia mengatakan acara sosialisasi ini dilakukan untuk menyatukan persepsi terhadap pendidikan inklusi di Kota Pariaman.
“Sosialisasi ini juga bertujuan untuk mewujudkan pendidikan inklusi agar dapat terlaksana pada tingakt TK, SD dan SMP dengan baik, karena saat ini masih banyak anak yang berkebutuhan khusus tersebut atau anak inklusi, masih dibedakan sekolahnya, dan kebanyakan bersekolah di sekolah swasta,” tukasnya.
Saat ini, tercatat anak inklusi di Kota Pariaman sebanyak 988 orang dengan rincian di tingkat TK sebanyak 32 orang, SD sebanyak 900 orang dan SMP sebanyak 56 orang. “Dengan pemahaman tentang pendidikan inklusi yang sama, kami harapkan anak-anak inklusi tersebut dapat bersekolah dengan anak-anak yang normal, sehingga mereka tidak merasa berbeda dengan anak yang lainnya,” ulasnya.
Sosialisasi ini menghadirkan Narasumber dari Tenaga Pendamping yang ditunjuk Direktorat Pembinaan PK-PLK Dirjen Dikdasmen Kemendikbud RI, Asep Ahmad Sopandi, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Burhaman Boer, dengan jumlah Peserta sebanyak 48 orang.
Hadir Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman, Kanderi dan Ketua Himpaudi kota Pariaman Ny. Lucy Genius. (J/amir)