PERKIRAAN saya Osman Sapta Odang yang akrap dipanggil Oso akan memenangkan perebutan "tahta" di Gebu Minang terbukti dan terjawab sudah. Is Anwar Datuk Rajo Perak yang juga dicalonkan maju sebagai kandidat, akhirnya memilih mundur dengan sembilan calon lainnya, begitu proses pemilihan akan dimulai, di Hotel Pangeran Beach, Sabtu, 23 Desember 2016.

Proses pemilihan bakal calon, saya nilai sudah berjalan demokratis. Semua delegasi punya hak untuk mengusulkan bakal calon. Tapi, dari sebelas calon bakal ketua Gebu Minang yang diapungkan peserta Mubes, Osman Sapta Odang diusulkan 58 delegasi dan saingannya Is Anwar hanya mendapat 16 suara, ada yang dapat 3 suara dan selebihnya 1 suara.

Saya kaget juga, begitu Is Anwar naik kepanggung dan langsung menyatakan mendukung Osman Sapta Odang dan meminta maaf kepada pendukungnya dan secara sportif menyatakan mundur. Alasannya, demi Gebu Minang kedepan. 

Yang membuat saya kaget lagi, begitu Is Anwar menyatakan mundur, calon yang lain pun satu persatu menyatakan mundur di atas panggung. Kenapa dan ada apa?

Sebagai seorang jurnalis, saya memperkirakan, jika maju pun calon yang lain itu, tak bakal mampu memenangkan pertarungan dengan Oesman Sapta Odang yang secara fakta sekarang pejabat negara sebagai Wakil Ketua MPR RI. Selain itu, tampaknya para kandidat tersebut telah marosok tapi kain" dan tak akan mungkin bisa menang melawan Oesman Sapta Odang anak Nagari Sulit Air yang secara politik sekarang menjadi Ketua Partai Hanura.

Yang anehnya, peserta Mubes telah mengetahui kalau Oso telah membuat pernyataan sikap secara tertulis dan siap maju sebagai calon Ketua Gebu Minang. Seharusnya, tak perlu lagi proses penjaringan calon. Soalnya, dari fakta tak satu pun bakal calon yang mampu bersaing dengan Oso. Termasuk Is Anwar Datuk Rajo Perak yang katanya didukung Fahmi Idris dan Ikatan Keluarga Pesisir Selatan (IKPS). 

Kenapa saya menilai tak perlu penjaringan? Karena dengan adannya penjaringan bakal calon dengan hitungan angka, sama saja peserta mau mencoba mengukur kekuataan Oesman Sapta Odang dengan Is Anwar, salah seorang kandidat yang diperkirakan bakal mampu bersaing. Faktanya, Iswar hanya mendapat 16 suara.

Kalau menurut saya, fakta jumlah suara tersebut, samahalnya dengan "mempermalukan" Is Anwar di arena Mubes, walaupun akhirnya anak Nagari Pessel ini mengundurkan diri. Idealnya, Is Anwar seharusnya menyatakan sikapnya mengundurkan diri, sebelum proses penghitungan suara penjaringan bakal calon. Kenapa? Karena proses pemilihan bisa dilakukan melalui musyawarah mufakat, sebagai mana cara orang Minang memilih pemimpinnya. 

Seharusnya, peserta Mubes Gebu Minang mempertontonkan cara orang Minang memilih pemimpinya dengan cara  MUSYAWARAH dan MUFAKAT. Kini, karena proses pemilihan cara demokrasi kekinian di nusantara, ya rapopolah. Tapi kedepan, hendaknya Gebu Minang dalam memilih dan menetukan pemimpinnya atau ketuanya lebih mengutamakan musyawarah dan mufakat. 

Kini, tak ada juga salahnya kita berharap kepada Osman Sapta Odang yang telah dipercaya secara aklamasi menahkodai Gebu Minang, untuk menaikan gengsi atau harga dini orang Minang di belantika perpoltikan nasional. Kasus Archandra yang dipermalukan, dikancah politik nasional, jangan sampai terulang lagi di republik ini. Semoga! (Penulis wartawan tabloid bijak dan padangpos.com)

google+

linkedin