BIJAK ONLINE (Padang)-Sebagai Ketua Korwil DPP Partai Golkar Sumatera Barat, H Yan Hiksas Datuk Tan Ali menegaskan, Gebu Minang adalah gerakan organisasi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Minang dari berbagai aliran politik.

"Diakui, anggota dan pimpinan Gebu Minang banyak yang dari partai politik dan mari kita jadikan Gebu Minang tempat kita bersatu sebagai warga Minang, bukan tempat kita berpecah belah sebagai mana politik lazimnya," kata Yan Hiksas ketika dihubungi melalui selulernya, Kamis, 22 Desember 2016. 

Menurut Yan Hiksas, mari bergabung di Gebu Minang dan melebur di Gebu Minang sebagai anak nagari dan tak perlu Gebu Minang dikaitkan-kaitkan dengan politik. "Mari kita jadikan Gebu Minang menjadi kekuatan dengan tujuan memperkuat ekonomi, budaya dan ukhwah Islamiyah kita sebagai anak nagari Minang," kata alumni Thawalib ini.

Kalau ditilik dari rekam jejek sejah Gebu Minang, lanjut Yan Hiksas, Gebu Minang atau Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau adalah suatu organisasi masyarakat Minangkabau yang bertujuan menghimpun dan membina potensi masyarakat Minang yang berada di perantauan di bidang ekonomi dan kebudayaan. "Jadi, pendirian Gebu Minang atas saran Presiden Soeharto saat bertemu para petani di Sumatera Barat, lalu diprakarsailah pendirian Lembaga Gebu Minang pada tanggal 24 Desember 1989 oleh beberapa tokoh Minang, seperti Azwar Anas, Awaluddin Djamin, Bustanil Arifin, Emil Salim, Harun Zain, Hasan Basri Durin, Hasyim Ning, Sjafaroeddin Sabar, dan beberapa orang tokoh lainnya," kata pengusaha ini. 

Pada awalnya, kata Yan Hiksas lagi,  Gebu Minang adalah akronim dari Gerakan Seribu Rupiah Minang yang bertujuan mengumpulkan seribu rupiah dari setiap warga Minang yang ada di perantauan untuk pembangunan di kampung halaman. "Belakangan akronim tersebut berubah menjadi Gerakan Ekonomi dan Budaya Minang," ujar politisi yang mengambil S2 di Jepang ini. (PRB) 

google+

linkedin