BIJAK ONLINE (SOLOK)-Sampai saat ini Kecamatan Tigo Lurah di Kabupaten Solok, masih tetap menjadi kecamatan paling terisolir di Kabupaten Solok karena letaknya  yang jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Solok di Arosuka.

Meski berada jauh dari pusat kota, namun Kecamatan Tigo Lurah akan berusaha bangkit untuk setara dengan daerah lain. Saat ini setiap nagari di Kecamatan Tigo Lurah sudah memiliki SD dan SMP. Bahkan  di pusat kecamatan di nagari  Batu Bajanjang,  juga sudah ada sebuah SMA Negeri. “Kita akan terus berjuang agar Tigo Lurah tetap bisa sejajar dengan kecamatan lain di Kabupaten Solok,” jelas Camat Tigo Lurah, Romi Hendrawan, Selasa (20/12). 

Saat ini menurut Romi, uyang menjadi kendala utama untuk menuju ke Tigo Lurah adalah bila musim hujan tiba, maka jalan akan terlihat becek dan seperti kubangan kerbau. “Kita akan berupaya memperjuangkan ini bersma-sama, baik ke Kepala Daerah atau DPRD agar langkah Tigo Lurah terbebas dari ketertinggalan bisa terwujud,” terang Romi Hendrawan.  

Sementara warga nagari Batu Bajanjang, Yongky (51) juga menjelaskan bahwa bila hujan turun, maka akses jalan menuju nagari di Tigo Lurah akan memilukan. “Bila hujan dalam turun seperti saat ini, maka kami tidak bisa bepergian ke lura kecamatan, karena kendaraan tidak bisa jalan di lumpur,” jelas Yongky. 

Selain ke Garabak Data, jalan menuju nagari  ke Rangking Luluih juga belum beraspal. Jalan penuh tanjakan, dan licin saat musim hujan. Bukan saja kendaraan roda empat, kendaraan roda dua pun kesulitan mencapai pusat pemerintahan yang berada di Kapujan ini. 

“Namun jika dibandingkan dengan lima dan sepuluh tahun lalu, saat ini kondisi jalan ke Tigo Lurah sudah jauh lebih baik. Misalnya dari Sirukam, Kecamatan Payung Sekali hingga ke Simanau, nagari pertama di Tigo Lurah dari arah Sirukam ini, sudah banyak yang diaspal. Bahkan dari Simanau ke Kapujan aspalnya masih mulus karena baru saja diaspal. Bahkan hingga minggu kedua Desember 2016 ini masih terlihat para pekerja melakukan finishing dengan menimbun bahu jalan,” terang Yongky .

Sebagai daerah paling terpencil, Tigo Lurah menjadi perhatikan bagi Pemkab Solok. Karena setiap tahun tetap ada dana yang dialirkan ke Kecamatan ini. Hanya saja pembangunan jalan terkendala oleh posisi daerah ini sebagai hutan lindung dan masuk paru-paru dunia.  Karena itulah Nagari Garabak Data misalnya, hingga kini masih berjuang untuk menikmati jalan beraspal. Nagari yang berbatasan dengan Dharnasraya ini belum tersentuh aspal. Pemerintah Kabupaten Solok maupun Pemprov Sumbar pernah menganggarkan dana miliaran rupiah untuk membuka akses jalan ke nagari ini, tetapi gagal terwujud karena tidak adanya izin pemanfaatan lahan tersebut dari pusat (wandy)

google+

linkedin