BIJAK ONLINE (Padang Pariaman)—Pj. Wali Nagari Kapalo Koto, Kecamatan Nan Sabaris, Malis, S.Sos, mengatakan, sekitar 200 orang masyarakat Nagari Kapalo Koto, bekerja sebagai pembuat Tambikar emas (untuk memasak emas) dan usaha ini sudah disebut produk unggulan masyarakat anak nagari.
Hal itu dikatakan, Malis, kepada Bijak Online Senin, (22/5/2017) di ruang kerjanya, didampingi Sekretaris Nagari Reni Hakim, S.S.
Dikatakan, pekerja pembuat tambikar itu, perlu ada pembinaan dari Pemda Padang Pariaman, termasuk pengusahanya, karena masyarakat sebagai pekerja, ekonominya tidak ada peningkatan, karena setiap hari itu mereka mendapatkan upahnya, sekitar 30-40 ribu rupiah, tetapi yang terlihat ada kemajuan pengusahanya.
“Kita prihatin melihat kondisi ekonomi masyarakat yang dari hari kehari tidak ada perkembangan, sementara mereka telah bekerja dari pagi sampai sore, bahkan sampai malam hari,” ujar Malis.
Lebih jauh dikatakan, masyarakat Nagari Kapalo Koto, selain bekerja sebagai pembuat tambikar emas, ada sekitar 50 kepala keluarga bekerja sebagai pembuat kerupuk peleng dari terigu dengan upahnya Rp. 30 ribu rupiah perkarung dan sekitar 20 Kepala Keluarga (KK) bekerja sebagai pembuat kerupuk ubi.
Menurut Malis, perlu ada pembinaan dari Pemda Padang Pariaman, baik dari segi standar penggajian maupun dari segi keterampilan yang dimiliki masyarakat, selama ini belum tersentuh oleh pihak terkait, untuk memikirkan bagaimana perkonomian masyarakat Kapalo Koto ada peningkatan dari kerajinan yang mereka lakukan.
Dijelaskan Malis, Nagari Kapalo Koto mempunyai jiwa sebanyak 1.200 dengan 339 Kepala Keluarga (KK). Kemudian 57 KK, masih terdaftar sebagai warga miskin dari BPS tahun 2010. Tetapi yang ikut sebagai penerima Beras Sejahtra (Ranstra) dengan harga Rp. 1.600/kilo gram ada 67 KK. “Artinya, angaka kemiskinan di Nagari Kapalo Koto masih tinggi,” tutur Reni Hakim menambahkan.
Malis yang mengaku sebagai PJ wali Nagari Kapalo Koto, sejak tahun 2016, akan mengakhiri jabatannya bersama dengan Pilwana serentak Padang Pariaman, sekitar Oktober 2017 ini dan Malis, berharap masyarakat Kapalo Koto sudah bisa menyiapkan anak nagarinya sebagai pemimpin nagari nantinya.
“Jangan sampai terulang dua kali, wali nagari mundur di tengah perjalanan sebelum masa tugasnya habis,” tukuk Malis lagi.
Dituturkan lagi pada tahun 2016, Nagari Kapalo Koto, menerima kucuran Dana Desa (DD) sebanyak Rp. 626.348.901. Sedangkan dana Alokasi Dana Nagari (ADN) berjumlah Rp. 1 milyar lebih. Total dana semuanya berkisar Rp. 1,6 milyar lebih.
Kemudian pada Tahun 2017 Dana Desa (DD) meningkat menjadi Rp. 777 juta lebi. Sementara dana ADN menurun menjadi Rp. 561.154.646, disebabkan tersedot oleh nagari pemekaran 43 nagari di Padang Pariaman. (amir)