BIJAK ONLINE (LIMA PULUH KOTA)---Komoditi rempah-rempah berupa bawang merah, mendapat tempat positif di kabupaten Lima Puluh Kota, hingga bisa mendongkrak ekonomi masyarakat secara signifikan.            

Buktinya, salah satu nagari di kabupaten Lima Puluh Kota, yakni nagari Tanjuang Haro Sikabu-kabu Padang Panjang Kecamatan Luak, bakal tampil menjadi daerah sentra produksi bawang merah lokal asli. Hal itu terlihat dari antusiasme warga untuk mengusahakan dan mengembangkan komoditi rempah-rempah tersebut.

“Kita optimis Nagari Tanjuang Haro Sikabu-kabu Padang Panjang akan menjadi produsen bawang varitas lokal asli dari daerah ini. Hal itu terlihat dari perkembangan kebun bawang milik petani di nagari ini,” ujar Bupati Irfendi menjawab wartawan usai melakukan panen perdana bawang milik Yon (30) yang merupakan warga nagari setempat, Rabu (24/5).

Dengan adanya budidaya bawang di nagari ini, Irfendi berharap akan berdampak harga bawang di Kabupaten Limapuluh Kota dalam bulan puasa mendatang akan relatif stabil. Begitu pula dengan cabe yang sejak beberapa waktu belakangan juga banyak diusahakan warga dan ibu rumah tangga di daerah ini.

“Saya yakin dengan memproduksi bawang sendiri, harga komoditi rempah-rempah atau sayuran ini akan menjadi stabil. Selain bawang, kita juga berharap harga cabe bisa terkontrol selama bulan puasa, sebab sesuai anjuran kita, sudah banyak rumah tangga yang ikut mengusahakan  tanaman cabe di pekarangan rumahnya,”ulas Irfendi.

Dalam kesempaten itu Irfendi juga mengakui produksi bawang lokal di Tanjuang Haro Sikabu-kabu Padang yang mencapai 1,2 ton pada luasan lahan 1000 meter persegi merupakan hasil yang luar biasa. Menyimak potensi bawangnya, putera Koto Tangah Simalanggang itu mengharapkan komoditi lokal yang dinamai varitas P 50 KT (Payakumbuh Limapuluh Kota) tersebut dapat dipatenkan. 

Sebelumnya petani bawang Yon, mengaku budidaya bawang lokal ini cukup menguntungkan. Dengan menanami dua piring lahan sawah secara organik, ia bisa mendapatkan  hasil hingga 1,7 ton dengan harga jual sekitar Rp19.000. “Bagi saya bercocok tanam bawang lebih menguntungkan dari cabe,” ujarnya. (Nur Akmal)

google+

linkedin