BIJAK LIMA PULUH KOTA---Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat, laksanakan kegiatan peningkatan peran serta masyarakat, dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, berupa sosialisasi nagari tangguh bencana kabupaten Lima Puluh Kota, bertempat di gedung gambir Payakumbuh, Senin (14/8).
Kegiatan tersebut dibuka kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumatera Barat Nasridal Patria diwakili Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan (PK) Provinsi Sumatera Barat Rumainur, Plt Kalak BPBD Lima Puluh Kota Hendri Yoni, Kalak BPBD Payakumbuh diwakili Kabid PK Hidayatul Husda, para OPD terkait dan undangan lainnya.
Dalam pembukaan sosialisasi nagari tangguh bencana itu, Rumainur mengatakan, Sumatera Barat sering kali kita dengar disebut sebagai supermarketnya bencana. Nyaris semua jenis bencana ada di daerah kita ini, mulai dari gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, gunung api, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan serta jenis bencana alam lainnya.
Kita semua patut sadar, penanggulangan bencana (PB) adalah menjadi tanggung bersama atau 3 pilar, kata bersama bukan saja menjadi tanggungjawab pemerintah saja (BNPB dan BPBD), tetapi juga awasta serta masyarakat.
Masyarakat yang berada di nagari/desa/kelurahan adalah penerima dampak langsung dari bencana dan sekaligus sebagai pelaku langsung yang akan merespon bencana di sekitarnya. Namun, belum banyak pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat, serta belum banyak juga pihak lain yang bekerja bersama dengan masyarakat dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Oleh karena itu, dengan memamfaatkan semua potensi yang dimiliki, masyarakat nagari/desa/kelurahan perlu membuat mereka tangguh terhadap dampak bersama, sehingga resiko korban jiwa, kerugian harta dan lain-lain akan bisa diperkecil dan bahkan dihidari.
Berdasarkan Perka BNPB Nomor 1 tahun 2012, tentang pedoman umum desa/kelurahan tangguh bencana, bahwa desa/kelurahan tanggung bencana adalah desa/kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana.
Desa disebut mempunyai ketangguhan terhadap bencana, ketika desa tersebut memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya, dan mampu mengorganisasikan sumber daya masyarakatnya, untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi resiko bencana.
Ketangguhan menghadapi bencana ini, diwujudkan dalam perencanaan pembangunan yang mengandung upaya-upaya pencegahan, kesiapsiagaan, pengurangan resiko bencana dan peningkatan kapasitas untuk pemulihan pasca keadaan darurat.
Pengembangan nagari/desa/kelurahan tangguh bencana merupakan salah satu upaya pengurangan resiko bencana berbasis masyarakat dengan meningkatkan kapasitas kesiapsigaan, yang direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat sebagai perlaku utama.
Tujuan pengembangan nagari/desa/kelurahan tangguh bencana adalah untuk melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari dampak-dampak merugikan bencana, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi resiko bencana.
“Setelah itu, selain mengurangi resiko bencana, juga meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan resiko bencana, meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber daya dan teknis bagi pengurangan resiko bencana, “ujar Rumainur.
Sementara itu, Plt Kalak BPBD Lima Puluh Kota Hendri Yoni, mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan 40 orang peserta terdiri dari Camat Pangkalan dan Bukit Barisan, Wali nagari, Bamus, KSB, OPD terkait serta dari BPBD dan nara sumber berasal dari BPBD Provinsi dan LSM Jamari Sakato Provinsi disampaikan oleh Sarimudanah.
Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam pengurangan resiko bencana (PRB), pihak pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli akan penanggulangan bencana.
“Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, akan semkain meningkatkan semangat dan kepedulian kita bersama dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, serta menjadi awal bagi pelaksanaan pengembangan nagi/desa/kelurahan tangguh bencana di kabupaten Lima Puluh Kota, “ujar Hendri Yoni. (ada)