BIJAK ONLINE (LIMAPULUH KOTA)---Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) Kabupaten Limapuluh Kota melakukan studi banding ke Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yokyakarta. Kedatangan tim yang dipimpin langsung Bupati Limapuluh Kota H. Irfendi Arbi itu diterima langsung Bupati Sleman Sri Purnomo di aula kantor sekretariat daerah setempat, Jumat (23/3).

Bupati H Irfendi Arbi dalam sambutannya mengatakan, kunjungan itu dilakukan untuk menimba ilmu terkait dengan pengawasan aliran kepercayaan di Kabupaten Sleman buat diterapkan di Kabupaten Limapuluh Kota dalam mengantisipasi timbulnya ancaman dan gangguan keamanan serta ketertiban masyarakat.

“Kami sengaja memilih Kabupaten Sleman karena daerah ini memiliki masyarakat yang cukup heterogen dengan berbagai suku, ras dan agama, namun masyarakatnya bisa hidup berdampingan secara rukun dan damai. Kami berharap dapat menggali kiat PAKEM Sleman dalam menyikapi setiap permasalahan terkait aliran kepercayaan tersebut untuk diterapkan di Kabupaten Limapuluh Kota,” papar Irfendi.

Menurut Irfendi, pembangunan di bidang agama dan kepercayaan masyarakat merupakan salahsatu syarat mutlak buat terciptanya stabilitas nasional, persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk terciptanya stabilitas nasional itu, perlu adanya pengawasan kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.

“Kami berharap Kabupaten Limapuluh Kota senantisa bisa mencegah munculnya ajaran menyimpang yang dapat memicu terjadinya keresahan masyarakat serta konflik horizontal. Untuk ini, tentunya Tim PAKEM harus benar-benar mampu mendeteksi dan mengantisipasi setiap potensi keberadaan aliran menyimpang tersebut,” jelas Irfendi.

Dalam kesempatan itu Irfendi juga berbagi ilmu dan kiat Pemkab Sleman dalam memajukan potensi pariwisata di daerahnya.

“Kami juga ingin Pemkab Sleman berbagi pengalaman dan ilmu dalam memajukan pariwisata. Sebab, di daerah kami juga ada potensi wisata yang sdangat potensial buat kami kembangkan seperti Lembah Harau, Kelok Sambilan, BPTU Padang Mengatas dan lainnya,” tutur Irfendi.

Sebelumnya Bupati Sleman Sri Purnomo dalam sambutannya menuturkan, selama ini permasalah terkait dengan agama di Kabupaten Sleman senantiasa terantisipasi dengan cepat dan baik. Semua itu berkar kerja cepat tanggap Tim Pakem bersama Pemkab, seluruh unsur Forkopimda, peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), serta para tokoh masyarakat.

Dikatakan, di Sleman terdapat sekitar 16 aliran kepercayaan. Namun, kerukunan di daerah ini tetap terjaga dengan baik. Kuncinya, ketika ada potensi permasalahan, PAKEM Sleman bersama seluruh pihak terkait segera melakukan upaya pencegahan dengan cara pendekatan kearifan lokal dan dialog.

“Setiap kali ada permasalahan yang menimbulkan keresahan masyarakat, kami segera menyikapi dengan melaksanaqkan rapat-rapat guna mencarikan solusinya. Jika perlu diambil keputusan untuk mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) agar situasi dan kondisi di tengah masyarakat tetap kondusif,” tutur Sri.

Menurutnya, masyarakat Sleman cukup toleran dan sangat menghargai perbedaan. Semua aliran kepercayaan bisa hidup berdampingan dengan damai. Para tokoh masyarakat senantiasa duduk bersama setiap kali adanya potensi permasalahan.

Senada Asisten Intelijen Kejati Yokyakarta Sri Karyono dalam penyampaiannya mengatakan, salahsatu kiat sukses pengawasan aliran kepercayaan di daerah ini karena adanya pertemuan tim Pakem secara rutin. Sedikit saja ada masalah, pihak terkait langsung turun tanpa mengulur-ngulur waktu.

“Saya melihat semua pihak termasuk Forkopimdanya cepat tanggap. Setiap ada potensi masalah, segera disikapi sesuai aturan berlaku. Jadi, suasana kondusif yang tercipta di Sleman ini karena semua pihak cepat tanggap,” jelas Tri Karyono yang mantan Kajari Payakumbuh.

Ikut hadir dalam rombongan itu Kajari Payakumbuh Nur Tamam, SH, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Haris Hadis, Kapolres Payakumbuh AKBP Kuswoto, serta sejumlah kepala OPD dan staf Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota. (ada)

google+

linkedin