BIJAK ONLINE (Padang)---Sejumlah pengurus RT, RW, LPM, ninik mamak dan tokoh masyarakat Aia Manih Kecamatan Padang Selatan mendatangi posko Koalisi Padang Bersatu yang terletak di jalan Batang Agam nomor 9 Kecamatan Padang Barat Kota Padang, Sumatera Barat, Senin, 5 Maret 2018.

Kedatangan mereka disambut langsung oleh Emzalmi selaku calon Walikota Padang nomor urut 1. Kedatangan mereka terkait situasi terkini perpolitikan Kota Padang menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 Juni 2018.

"Kami menginginkan, kota ini dipimpin oleh pemimpin yang memiliki sifat ninik mamak. Seorang pemimpin yang mampu mengayomi semua warganya, tanpa memandang politik dan golongan. Seorang pemimpin yang betul-betul menghormati alim ulama, tokoh masyarakat dan ninik mamak," ujar Abdul Amin, salah seorang tokoh masyarakat Aia Manih.

Ia mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah masyarakat berlaku petuah lama, yaitu, "Tali tigo sapilin, tungku tigo sajarangan." Maksudnya, antara tokoh adat, alim ulama, dan pemerintah harus saling dukung mendukung untuk mencapai kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. 

Menurutnya, untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Kota Padang ini, kota ini harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki sifat ninik mamak dan ahli dibidangnya. Seorang pemimpin yang paham betul persoalan kota ini dari hulu ke hilir dan mampu memberikan solusi yang tepat. 

"Kami melihat, Pak Emzalmi dan Pak Desri Ayunda memiliki kriteria tersebut. Makanya kami datang ke sini. Kami ingin menyatakan dukungan, dan sekaligus menyampaikan keinginan kami terkait pembangunan kota ini ke depan. Kami siap kapan saja, diajak kemana saja, demi kepentingan masyarakat Kota Padang," ujar pria yang akrab disapa Oyon ini.

Tentu saja, mendengar keinginan perwakilan RT, RW, LPM, ninik mamak dan tokoh masyarakat Aia Manih tersebut, Emzalmi menyampaikan rasa haru dan terimakasih. Menurutnya, untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kota ini harus melibatkan semua elemen yang ada di tengah-tengah masyarakat.

"RT, RW, LPM, ninik mamak, dan tokoh masyarakat harus dilibatkan. Permasalahan kota ini harus diselesaikan dengan kearifan lokal, tidak bisa sekehendak penguasa saja. Dan saya dan Pak Des itu didorong maju di Pilkada ini oleh ninik mamak, tokoh masyarakat, alim ulama, bundo kanduang dan anak nagari," ungkap Emzalmi.

Salah satu persoalan kota ini, urai Emzalmi, disamping persoalan banjir adalah kemacetan. Pada jam-jam sibuk, kemacetan terjadi di depan UNP, Bypass Lubuk Bagaluang, Teluk Bayur, Simpang Bypass Jalan Tunggang, dan di beberapa titik lainnya. Untuk mengatasi kemacetan tersebut, diperlukan sumbang pemikiran dan saran semua pihak.

"Salah satu program yang kami usung adalah membangun terminal bus sebagai salah satu solusi dalam mengatasi kemacetan tersebut. Disamping nantinya, dengan adanya terminal bus, maka akan berdampak kepada perekonomian masyarakat," ulasnya.

Pada kesempatan itu, Emzalmi juga bercerita kejadian gempa 2009. Gempa dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009 menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat, seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman dan lainnya.

"Waktu Kota Padang luluh lantak oleh gempa tersebut, konsep pembangunan Pasar Raya dan Pantai Padang sudah ada. Waktu itu Walikotanya Pak Fauzi Bahar dan kebetulan saya Sekretaris Daerah. Pembangunan yang ada sekarang adalah melanjutkan konsep tersebut. Untuk itu, serahkan lah kota ini kepada ahlinya," ujarnya.

Ia mengimbau ninik mamak dan tokoh masyarakat agar tidak mengorbankan anak kemenakan karena kepentingan politik sesaat dan kepentingan golongan. Apatah lagi saat ini, kata Emzalmi, peredaran narkoba sudah di tingkat yang sangat merisaukan. Orang dengan mudah mendapatkan barang haram itu di kota ini.

"Tingginya kasus narkoba ini membuat kita miris dan perlu kepedulian semua pihak untuk turut mengantisipasi peredaran narkoba di Kota Padang melalui edukasi-edukasi kepada anak kemenakan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika. Disinilah peran penting tiga pilar tersebut, yaitu ninik mamak, alim ulama dan pemerintah," ungkapnya. 

Emzalmi berharap, kedepannya peran tokoh adat bersama tiga pilar lainnya dapat lebih ditingkatkan dalam pemeliharaan kebersamaan dalam membangun Kota Padang ke arah yang lebih baik demi kesejahteraan semua warga kota. 

"Saya dan Pak Desri berpasangan atas dorongan ninik mamak, tokoh masyarakat, bundo kanduang dan anak nagari. Setelah kami berpasangan, dan maju, bukan karena ambisi politik. Tentu butuh dukungan agar bisa memenuhi harapan tadi," ulasnya.

Editor: Zamri Yahya
Laporan: Dedi Prima

google+

linkedin