BIJAK ONLINE (Padang)-Tito RInaldi salah seorang petani jagung yang areal pertaniannya dilanda banjir, Senin 8 Februari 2016 lalu, di Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat lagi berkeluh kesah dan tak tahu harus berbuat apa.

"Sebelumnya, saya juga tak menyangka kalau kebun jagung saya ini bakal kena banjir," kata Tito RInaldi kepada Tabloid Bijak, minggu lalu.

Menurut Tito, kesediannya ikut bertan jagung, selain pasarnya cukup bagus, juga masa panennya lebih kurang tiga bulan. "Tapi apa yang mau dikata, jangung belum panen dilanda banjir," katanya sembari menarik nafas.

Kemudian, kata Tito, persoalan musibah banjir ini telah dilaporkannya kepada Walinagari Muaro Sakai, Ifrizal. "Pak wali tu lah bajanji jo kami petani jagung ko untuk memperjuangkan nasib kami," katanya.

Kedepan, lanjut Tito, kelompak taninya telah mengajukan surat permohonan untuk bisa bergabung dengan Pengurus WIlayah Serikat Tani Islam Indonesia. "Rupanya niat baik kami disambut baik oleh pak Syafriza Ucok sebagai Ketum STII Sumbar, yang juga putra terbaik Pessel," katanya. 

Selanjutnya, kata Tito lagi, PW STII Sumbar juga akan ikut membantu petani jagung di Indrapura ini. Bahkan, pihak STII Sumbar akan menjadikan daerah Kecamatan Pancung Soal sebagai gugus depan pertanian jagung, yang kemungkinan akan menggarap lahan sekitar 150 hektare.

Sebagai petani jagung, kata Tito, dirinya dan kelompoknya sangat berharap sangat, agar tanggul di Sungai Batan Penambam diperbaiki, sehingga irigasinya lancar tak merusak lahan pertanian petani lainnya. "Selain kami petani jagung yang kena musibah banjir, kawan-kawan yang bercocok tanam padi pun gagal panen, makanya kami berharap agar gub Sumbar memperhatikan nasib kami," ujarnya.  (PRB)

google+

linkedin