ISTILAH nyeleneh maju tak gentar membela yang bayar,  boleh dikatakan sudah sangat populer di kalangan advokat atau lawyer, serta para pengujuk rasa dengan kepentingan tertentu dan tujuan tertentu. Kemudian, istilah maju tak gentar, boleh dikatakan lagi ngentren di dunia pilitik, teruta di dalam dunia politik praktis, yang maju tak gentar membela calon legislatif dan calon kepala daerah, seperti Pilwako Padang.

Jadi wajar saja, jika istilah maju tak gentar sedang laku keras, di Pilwako Padang 2018 ini. Bahkan order dan ajakan untuk berkoalisi dan berkompromi guna mendukung calon kepala daerah untuk mencapai ambisi  pribadinya menjadi penguasa sedang mesra. Yang hebatnya, si calon kepala daerah tak segan dan sungkam-sungkam merayu dan mengajak para pialang politik untuk maju tak gentar.

Yang keciprat rezeki aji mumpung dari maju tak gentar ini, tak hanya politisi yang gagal ke lembaga dewan, tetapi juga tokoh masyarakat tangguang yang luntang lantuang, serta ketua-ketua lembaga lainnya, termasuk pentolan LSM dan para wartawan.

Bagi masyarakat yang telah menjadikan maju tak gentar sebagai lahan bisnis untuk mengambil uang politisi yang punya ambisi, sengaja memainkan perannya, dengan gaya politisi ulung dan cara mangadele dengan jurus tipa-tipu yang aduhai eloknyo kedengaran.

Yang hebatnya lagi, dalam maanjungkan layang-layangnyo, layang-layang urang buruak sae dimato eeee. Bahkan, jika ado lawan politik atau rivalnya manjelek-jelekan kandidat yang digalehkannyo di media sosial, weee langsung bereaksi proaktif mencecar lawanya dengan kata-kata dan kalimat, yang co inyo sae yang hebat dan benar. 

Yang ironisnyo, jiko ado yang menuduh dan menyebutkan calonnyo koruptor, pancilok kepeng negara dan rakyat, weeee yang maju tak gentar itu langsung lo, berkutbah bagaikan ulama godang, sembari mengingatkan dan meminta sang fesbuker, jangan menabur fitnahnyo. 

Yang memilukan lagi, si maju tak gentar membela yang bayar ko, kadangakala, sebagai sosok yang labiah  angek lo tadah daripado galeh. 

SEBENARNYA, maju tak gentar membela yang bayar, tak ada pula salahnya, asal yang dibela itu sebuah kebenaran dan tidak membela urang yang salah atau managakan banang basah. Semuanya itu tergantung niat awalnya. 
ÙˆَتَعَاوَÙ†ُوا عَÙ„َÙ‰ الْبِرِّ ÙˆَالتَّÙ‚ْÙˆَÙ‰ Ùˆَلا تَعَاوَÙ†ُوا عَÙ„َÙ‰ الإثْÙ…ِ ÙˆَالْعُدْÙˆَانِ

Artinya, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah:2) (Penulis wartawan bijak)

google+

linkedin