ADA yang bertanya kepada saya tentang sosok Walikota Padang, Mahyeldi.

Spontan saya jawab;"Semakin Dihati." 

"Kenapa Mahyeldi semakin dihati," kata teman yang bertanya melalui seluler tersebut. 

Saya jawab lagi;"Rekam jejak dan reputasi, Mahyeldi, melebihi walikota sebelumnya, termasuk Syahrul Ujud."

"Ach yang benar," sahut teman itu lagi.

"Kalau kamu tak percaya, pulang kampuang sae lah lai dan jadilah warga Kota Padang, dan mari kito bangun Nagari Pauhlimo dan kamu bisa membuktikannya sendiri, kinerja Mahyeldi," kata saya kepada teman yang kebetulan telah menjadi anak rantau dan berdomisili di Jakarta, sejak 1998 lalu itu.

Kemudian, saya berceritalah kepada teman yang mengaku pulang ke Kota Padang, 2009 lalu itu  pasca gempa.  Sekedar informasi juga, secara  kebetulan pula teman saya yang  bertanya ini,  sama-sama menjadi santri di Perguruan Thawalib Padang Panjang.

Kepada teman itu saya katakan, sejak Mahyeldi menjadi Walikota Padang, belum ada aksi demo dari pedagang Pasar Raya. Padahal sebelumnya, para pedagang Pasar Raya tersebut  pernah melempar walikota sebelumnya dengan telor busuk dan cabe, di rumah dinas Walikota Padang.

Kelebihan Mahyeldi lainnya, semua selokan yang berada di Pasar Raya Padang dibersihkan, sehingga Pasar Raya tak becek dan berbau busuk lagi, sehingga pedagang merasa aman dan nyaman mencari nafkah untuk kehidupannya. Bahkan kini, bangunan Pasar Inpres yang dulu diabaikan, telah ditepati pedangang. Begitu juga dengan kesembrawutan terminal di sekitar bundaran air mancur, yang sudah tak macet merayap lagi.

Berikutnya, keseriusan Walikota Padang Mahyeldi, membersihkan disemua kelurahan, dan  pantai dari Muaro ke pantai purus dari bangunan-bangunan rumah makan di sepanjang pinggir pantai. Padahal walikota sebelumnya, pernah bentrok dengan masyarakat Purus, sehingga sang walikota mendatangkan pasukan Satpol PP Padang.

Kalau menurut saya, pantas kalau Walikota Padang semakin dihati?. Soalnya, selain dari program jumat keliling dan makan saur keliling bersama warga yang miskin atau berkekurangan, juga karena Wako Padang, Mahyeldi konsekwen dan punya komitmen, alias tak neko-neko dengan masyarakat dan anak buah  dengan berbagai rayuan ampao dan suap.

Yang hebatnya lagi, Wako Padang, Mahyeldi tampil sederhana, dan mau menerima saran masyarakat berkaitan dengan kebijakannya. Bahkan, Wako Padang, Mahyeldi meneruskan SMS yang dikirim masyarakat kepada SKPD terkait atau yang bersangkutan dengan laporan masyarakat tersebut. 

Lantas teman tersebut bertanya lagi. "Bagaimana hubungan Mahyeldi dengan Emzalmi."

Saya jawab dengan spontan pula dengan hanya memperkirakan. "Katanya, hubungan Mahyeldi dan Emzalmi agak retak-retak sedikit."

"Kenapa?, kata teman itu singkat.

Saya jawab lagi dengan santai. "Katanya masalah pengangkatan pejabat dilingkungan Pemko Padang."

"Maksudnya," kata teman itu lagi.

Saya jawab sambil berseloroh."Menurut Anak Nagari Pauh Sembilan, atau Kecamatan Kuranji, Mahyeldi tak peduli dengan anak Kuranji."

"Faktanya?," kata teman itu lagi.

Saya jawab sambil bercanda lagi."Hanya praduga saja dari anak nagari yang menuduh Mahyeldi kurang peduli dengan anak nagari." 

Faktanya, sewaktu Wako Padang, Mahyeldi diundang untuk menghadiri acara syukuran atas keberhasilan Prof Irwan Prayitno melanjutkan pengabdiannya menjadi Gubernur Sumbar, dengan tegas dan terang benderang, Mahyeldi menyampaikan persoalan tersebut dan bahkan Mahyeldi meminta maaf kepada anak nagari tersebut, dan bahkan Mahyeldi menegaskan tak niat dihatinya untuk mengabaikan anak nagari.

Kemudian saya bercerita lagi. Kini, ada beberapa oknum di nagari, termasuk sosok yang dekat  dengan Wawako Padang Emzalmi,  yang sengaja melakukan manuver-manuver politik  dengan memberikan perlambangan kurang terpuji kepada Wako Padang, Mahyeldi yang dituduhnya lebih mementingkan partainya, PKS.

Khusus masalah tuduhan Mahyeldi lebih mementingan partainya PKS, saya jelaskan, sikap dan kebijakan itu berlaku umum dan syah-syah saja. Jujur, saya tak melihat persoalan tersebut, secara serius dan mendalam.

Lantas teman itu bertanya lagi;"Apakah Mahyeldi berpeluang lagi, untuk menjadi Walikota Padang dua periode?."

Saya jawab tegas;"Peluang Mahyeldi sangat besar dan saya belum melihat ada figur lain yang mampu menyainginya, karena Mahyeldi semakin dihati."

Sedangkan kalau ada yang kurang senang atau benci kepada Mahyeldi,----- kalau menurut saya--- lebih kepada kepentingan pribadi sang penuduh, yang kandaknyo indak terpenuhi dalam permohonan bantuan melalui profosal atau minta jatah paket proyek, atau si makelar jabatan. (Penulis wartawan tabloid bijak dan padangpos.com)

google+

linkedin