Jujur, saya tak berarti apa-apa, jika dibandingkan dengan sosok dan tokoh pelopor kritik sastra Indonesia, HB Jassin, yang namanya telah menjulang bagaikan Gunung Himlaya, bila dilirik dari kepiawaiannya melakukan kritik sastra.

Rasanya, sebagai seorang wartawan, rasanya tak ada salahnya juga kalau saya mencoba mencikaraui dengan meraba-raba pemikiran Rhian D'Kincai melalui sajak-sajak karya sastranya yang berjudul Lara Senja.

Tapi anehnya, setelah saya membaca buku kumpulan sajak-sajaknya yang diterbitkan oleh Wohai (Woman for Harmony Institute), yang beralamat di Jalan CIndua Mato Nomor 9 Lapai Kota Padang, tak ada yang bisa saya kritik. Bahkan, justru memunculkan pemikiran positif dan mengucapkan salut dan bangga punya teman sekaliber Rhian D'Kincai. Kenapa? Karena sajak-sajak yang dibuat pria berambut gondrong ini, bersifat edukatif, estetis, atau politis, sesuai pula dengan kaidah-kaidah ilmu sastra.

Kemudian, buku yang berisikan 82 sajak-sajak dengan jumlah halaman 103 ini, membuat saya tertarik, karena covernya  wajah Rhian D'Kincai dengan latar belakang perahu yang sedang mengharungi ganasnya ombak di laut lepas.

Lantas saya berkesimpulan, kalau Rhian D'Kincai sudah layak pula disebut seorang sastrawan. Kenapa? Karena  sastrawan seorang penulis karya sastra  sebagai sesuatu yang mandiri, bebas terhadap lingkungan sekitarnya, untuk melahirkan pikiran-pikiran, persepsi-persepsi, dan perasaan yang dikombinasikan dalam karya sastra.

Jadi kesimpulan saya, karya sastra Rhian D'Kincai sudah menggambarkan isi hatinya, tentang jatidirinya, yang lara melihat kondisi kekinian, yang secara fakta memang membuat kita galau dan risau.

Saya rasa wajar saja jika saya memuji kehebatan Rhian D'Kincai. Kenapa? Karena melalui buku kumpulan sajak-sajaknya yang berjdul  Lara Senja, sudah menggambarkan realita yang ada.

Kemudian, Rhian D'Kincai, sangat wajar dipuji dan diapresiasi. Kenapa pula? Karena setahu saya, semakin jelas suatu karya sastra menggambarkan sebuah realita yang ada, semakin baguslah karya sastra itu. Soalnya, hasil karya  sastra merupakan tiruan kenyataan.

Dari pokok pikiran diatas, saya melihat sosok Rhian D'Kincai telah memperlihatkan kehebatan dan kemampuannya dalam mengkritisi semua fenomena yang dilihatnya. Kenapa saya katakan Rhian D'Kincai hebat? Karena sebagai anak nagari Minangkabau, Rhian D'Kincai tak hanya melakukan kritik melalui berita sebagai seorang wartawan, tetapi juga melalui karya sastranya  sebagai bagian dari kalangan seniman, sastrawan dan budayawan.

Untuk itu, bagi mahasiswa atau masyarakat pencinta karya karya berupa sajak, rugi juga rasanya jika tidak membaca pemikiran Rhian D'Kincai melalui bukunya Lara Senja. Khusus untuk akademisi, tak ada salahnya juga membedah karya sastra Rhian D'Kincai sebagai kajian atau analisis ilmiah sebagai sebuah karya sastra.  (penulis wartawan tabloid bijak)

google+

linkedin