BIJAK ONLINE (Padang)-Tuo-tuo pendekar silat di Kamang Mudiak, kabupaten Agam menganugerahi gelar adat kepada Gubernur Sumatera Barat, Prof DR Irwan Prayitno sebagai Tuan Gadang Pandeka Rajo, pada acara Sumarak Tradisi Pandeka Nagari Kamang Mudiak, Minggu, 26 Maret 2017.
Gelar kehormatan tersebut langsung dipasangkan dengan simbul deta dikepala oleh Ketua Tua Silat Kamang Mudiak Tarmizi Akbar di Lapangan Padang Tugu kamang Mudiak Kabupaten Agam.
Hadir dalam kesempatan tersebut , Sekdakab sekaligus Ketua IPSI Agam, Drs. Martias Wanto, MM, Kadis Kebudayaan, Kadis Pariwisata, Kadis Pemuda Olah raga, Kadis Prasjal, Kadis Tarkim, Kadis Pertanian, Kadis Pendidikan, Kadis Ketahan Pangan, Kabiro Umum dan Kabiro Humas Provinsi Sumatera Barat, serta beberapa kepala OPD Agam, tokoh masyarakat kamang Mudiak.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan, budaya silat merupakan budaya Minang yang mesti dilestarikan. Bahkan saat ini, masih banyak daerah yang tidak peduli dengan budaya silat."Sehingga ilmu dan kemahiran bersilat bagi generasi muda kita di jorong dan nagari di Sumatera Barat mulai menipis. Pada hal kita tahu bahwa silat merupakan budaya tradisi masyarakat yang dekat dengan ba surau dan mengajai sekaligus silat merupakan jatidiri bangsa yang menjadi kebanggaan sejak dahulunya," kata politisi PKS ini.
Kemudian, kata Irwan Prayitno, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memberi apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh tuo-tuo silat di Kamang Mudiak sebagai cerminan melestarikan budaya minang dikalang generasi muda di daerah ini."KIta tak menduka nagari Kamang Mudiak mampu melestarikan budaya silat dalam beberapa tahun terakhir ini," ujarnya
Irwan Prayitno juga menyatakan, silat adalah budaya yang memperlihatkan pendidikan karakter, dimana didalamnya ada, sikap sportifitas, jiwa besar, kekuatan, budi luhur, kecerdasan dan kepribadian saling menjaga harga harkat dan martabat dimasing-masing perguruan silat.
"Kita berharap kedepan budaya silat ini dapat berkembang secara baik disetiap nagari di Sumatera Barat, selain sebagai permainan anak nagari, juga sebagai pendidikan berkakater bagi generasi muda, dalam memajukan pembangunan di nagari. Silat pada dasar dipelajari untuk membela diri bukan untuk ugal-ugalan atau menyombongkan diri, maka silat merupakan benteng diri dalam menghadapi globalsasi dengan baik dan cerdas sesuai adat dan agama yang kita yakini," ajak Irwan Prayitno.
Ketua IPSI Agam, Martias Wanto dalam kesempatan itu menyampaikan, saat ini di kabupaten Agam telah berdiri 139 perguruan silat disetiap nagari di kabupaten Agam dengan 11.500 orang murid sasaran. Kedepan kita berharap disetiap jorong ada satu perguruan silat yang dekat dengan aktifitas masjid atau mushalla disetiap jorong.
Dan Pemkab Agam juga telah melahirkan ekstra kurikuler wajib pelajaran silat bagi siswa SD dan SMP. Dan guru silat dilibatkan adalah yang dekat dengan sekolah tersebut. Kita jug berharap pelajaran silat dilakukan dihalaman masjid agar pada murid sasaran juga mendekatkan rasa iman kepada Allah bahagian dalam pendidikan tersebut.
Kita juga sedang merancang pendidika paket satu minggu pelajara silat bagi anak-anak kemenakan kita yang pulang dari rantau, sehingga program ini nanti dapat memberi kerinduan anak-anak kita yang di rantau untuk tahu kampung halaman serta juga mempelajari silat sebagai jati diri setiap nagari di kabupaten Agam, terang Martias Wanto.
Ketua Tuo Silek Tarmizi Akbar dalam kata pengantarnya menyampaikan, budaya silat adalah jati diri setiap anak nagari, dimana dalam silat dikenal " Jaga tali jangan putus, jaga rasa jangan sampai hilang ".
Silat merupakan karekter pejuang dalam memajukan nagari, maka kebersamaan menjadi kunci dalam keberhasilan itu. Agama merupakan silaturrahmi dengan Allah SWT, silat merupakan budaya silatrrahmi dengan sesama.
Dengan keberadaan silat merupakan tiang budaya bangsa dan berharap kedepan silat menjadi tuan rumah di daerah sendiri, harap Tarmizi Akbar. (humas sumbar)
- Google+
Subscribe to:
Post Comments (Atom)