Tulisan ini jelas akan membuat Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kantor Gubernur Sumatera Barat yang bernama Jasman Rizal sumbringah atau tersinggung. Tapi ya rapopo, karena tulisan ini memang sengaja untuk "mencubit" dan sekaligus mengingatkan tentang nilai persahabatan, serta pertanda kepedulian seorang sahabat.

Sebagai seorang wartawan yang nota bene sebagai seorang pemimpin redaksi dan sekaligus penanggungjawab di Tabloid Bijak, baik cetak maupun cyber, saya kaget juga membaca catatan harian Gubernur Sumbar yang melakukan silaturrahmi dengan pemimpin redaksi media online, radio, serta televisi di Istana Gubenuran, Juam, 17 Maret 2017.

Dari catatan Gubernur Sumbar itu, tersirat kalau Gubernur Sumbar, Prof DR H Irwan Prayitno PSI MSc menghendaki media  sebagai alat penyampaian informasi dan mitra Pemerintah Daerah (Pemda) mesti menyamakan persepsi guna mendorong pembangunan di Sumbar.

Alasan Gubernur Sumbar, karena media dapat mempengaruhi masyarakat dengan pemberitaan yang disajikannya. Baik itu dari pemberitaan yang positif, namun juga dapat mengkritik yang sifatnya membangun.  

Dari pemaparan tersebut, Gubernur Sumbar berkesimpulan, kalau seorang Pimred memegang kendali penuh dalam pemberitaan, seperti judul dan isinya. Sehingga keberadaannya paling penting dalam sebuah media.

Kemudian, Gubernur Sumbar memprediksi, jika terjalin persepsi, komunikasi antara pemerintah dan media secara harmonis, jelas akan menjadikan Sumatera Barat HEBAT. 

Pujian Gubernur Sumbar itu ada kaitannya dengan dipercayakan Sumatera Barat sebagai tuan rumah penyelenggara Hari Pers Nasional (HPN). Selanjutnya, agar acara tersebut bisa sukses, sangat diperlukan dukungan dari Pimred untuk mensukseskannya. Bahkan Gubernur Sumbar menegaskan, peran Pimred di Sumbar untuk HPN 2018 sangat besar. 

Bertitik tolak dari penegasan dan penjelasan Gubernur Subar itu, saya mengaja menghubungi rekan saya Rhian D'Kincai dan bertanya kepadanya, apakah ada menerima undangan untuk menghadiri acara pertemuan Pimred dengan gubernur tersebut. 

Kenapa saya bertanya? Karena setahu saya, Rhian D'Kincai termasuk salah satu pemimpin redaksi yang sangat aktif menulis dan melakukan editing terhadap sebuah berita. Kemudian, Rhian D'Kincai tak hanya punya tabloid cetak yang eksis setiap minggu dan juga mengelola cyber yang aktif setiap hari. Bahkan pemberitaannya, pernah menjadi bahan gunjingan di media sosial.

Khusus media cyber Editorial.com yang dikelola Rhian D'Kincai pernah berpolemik dengan saya di Tabloid Bijak Online yang juga menjadi bahan gunjingan publik di media sosial. Tapi kenapa Rhian D'Kincai tak diundang? Apa kerena sanak saya itu kritis atau.....?

Kesimpulan saya dari pertemuan gubernur dengan pimred tersebut, telah terjadi diskriminasi diantara media di Sumbar ini,  yang saya duga disengaja oleh Kabiro Humas yang notabene teman saya. Kenapa? Karena saya tak yakin undangan yang hadir itu kehendak dari seorang gubernur yang secara keilmuan seorang phisikolog yang juga penyenyi dan penceramah.

Saya berharap kedepan, agar Kabiro Humas jangan lagi lah melakukan diskriminasi dan pilih-pilih media untuk dipertemukan dengan Gubernur Sumbar. Soalnya, kekuatan media terletak pada beritanya dan bukan nama besar medianya. (penulis wartawan tabloidbijak)

google+

linkedin