BIJAK ONLINE-Bara Online Media yang merupakan gabungan portal berita Tabloidbijak.com, Bentengsumbar.com dan Sumbarzone.com telah  bersepakat dengan Walinagari Koto Laweh, Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dhamasraya, Rahman Malin Palito Alam untuk melaksanakan seminar yang berthemakan;”Peranan Badan Usaha Milik Rakyat untuk Mengentaskan Kemiskinan di Nagari.”

Kesepakatan Bara Online Media (BOM) dengan Walinagari Koto Laweh, Rahman, dilakukan di Markas BOM, di Jalan Siak Nomor 4 Kelurahan Rimbo Kaluang, Kota Padang, Senin, 22 September 2014.

"Alhamdullillah, ternyata Bara Online Media sangat peduli dengan masalah kemiskinan masyarakat di nagari,”kata Rahman Malin Palito Alam.

Menurut Rahman, di nagarinya sudah ada Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) Bina Mandiri yang bergerak dibidang perikanan. Tapi sayangnya, sejak berdiri BUMR tersebut belum berkembang dengan baik, karena keterbatasan dana operasional. “Saya berharap, dengan dilaksanakannya seminar atau dialog interaktif tentang BUMR, semoga BUMR Bina Mandiri milik nagari Koto Laweh bisa berkembang dan manjadi acuan bagi nagari lainya,” kata Alumni IAIN Imam Bonjol Padang ini.

Secara prinsip, kata Rahman, dirinya sangat setuju dan mendukung program seminar atau dialog interaktif yang berthemakan BUMR untuk mengentaskan kemiskinan. “Kini, tinggal saya membahasnya di na.comgari untuk menentukan hari pelaksanaan,” kata mantan aktifis HMI ini.

 Sementara Zamri Yahya dari Bentengsumbar.com anggota Bara Online Media menyebutkan, kalau masalah mengentaskan kemiskinan di berbagai kabupaten dan kota di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Barat, persoalan hulunya boleh dikatakan hampir tak pernah dijamah atau tak pernah dibahas secara ilmiah. “Saya optimis, dengan pembentukan BUMR di setiap nagari masalah kemiskinan akan teratasi secara baik dan terprogram,” kata alumni putra Pauh ini.

Menurut Zamri Yahya, ide atau gagasan Ketua Tim Koordinasi Penanggulangi Kemiskinan (TKPK) Sumatera Barat, Muslim Kasim untuk membentuk atau mendirikan Badan Usaha Milik Rakyat di setiap nagari harus didukung secara bersama. “Saya berharap, para pakar ekonomi, dan pakar politik untuk bersinergi memberantas kemiskinan di setiap nagari melalui Badan Usaha Milik Rakyat,” kata pemimpin redaksi porta berita Bentengsumbar.com ini.

Kenapa ide atau gagasan pembentukan BUMR ini harus didukung?, kata Zamri Yahya, karena permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang mendesak dan memerlukan penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan dasar warga masyarakat yang memerlukan langkah-langkah strategis dan komprehensif.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Muslim Kasim selaku Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Sumbar pada Rapat Koordinasi dengan TKPK Kabupaten dan kota menegaskan, kalau penanggulangan kemiskinan hanya dengan memberikan bantuan secara langsung pada masyarakat miskin, maka hal ini selalu diupayakan di Sumatera Barat, namun penyebab kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh aspek-aspek yang bersifat materialistik semata, akan tetapi juga karena kerentanan dan minimnya akses untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin.

Kemudian, kata Muslim Kasim, berdasarkan data Badan Pusat Statistik bahwa Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat sejak 3 (tiga) tahun terakhir cederung mengalami stagnansi. Tahun 2011, capaian Pertumbuhan Ekonomi mencapai 6,25%, meningkat di tahun 2012 menjadi 6,35% namun kembali mengalami penurunan di tahun 2013 dengan capaian 6,20%. Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dengan capaian pertumbuhan tertinggi di Tahun 2013 yakni Kabupaten Agam dan Kota Payakumbuh dengan capaian masing-masing sebesar 6,82%, dan capaian yang terendah di Kabupaten Kepulauan Mentawai sebesar 5,25%.

“Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut maka PDRB per kapita Sumatera Barat pada tahun 2012 berdasarkan harga berlaku adalah sebesar Rp. 22, 21 juta lebih. Sementara itu perekonomian Sumbar berdasarkan data BPS dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumbar lebih banyak digerakkan oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yakni sebesar 94% lebih dibandingkan oleh pelaku dengan usaha besar,” kata mantan Bupati Padang Pariaman ini.

Diakui, lanjut Muslim Kasim, peranan UMKM dalam kesejahteraan masyarakat belum dapat berjalan secara optimal sebagaimana yang diharapkan dan masih banyak pelakunya yang pendapatannya belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. “Saya optimis, melalui pendirian Badan Usaha Milik Rakyat ditingkat kecamatan atau nagari, diyakini dapat membangun struktur perekonomian yang kuat dalam pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil ditengah masyarakat antara lain dengan penguatan lembaga keuangan Usaha Rakyat yang khusus dan focus,” ujar wagub Sumbar ini.

Secara fakta, permasalahan UMKM yang selama ini pada skala usaha terlalu kecil, tidak memiliki akses pasar, daya tawar rendah, tidak memiliki pengetahuan mengenai kualitas, tidak memiliki akses pendanaan, sumber pendanaan berpola “ijon”, tidak memiliki akses terhadap kebutuhan produksi, infrastruktur tidak mendukung, keterampilan teknis dan manajemen terbatas dapat teratasi.

Jadi, kata Muslim Kasim lagi,  pendirian BUMR merupakan salah satu solusi dalam upaya pengentaskan kemiskinan. Alasanya, karena skala ekonomi sesuai prinsip pengelolaan usaha yang efisien (competitive), produksi dan kualitas disesuaikan dengan kebutuhan pasar (value driven), oganisasi bisnis yang dikelola secara profesional (sustainable), solusi akan penyediaan bahan baku berkualitas (input quality), dapat membangun sinergi dengan usaha besar (mutual benefits).(yalaziz)

google+

linkedin