Acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-36 di Kecamatan Padang Selatan, 10 September 2014.

BIJAK ONLINE-LSM Mamak Ranah Minang mencurigai adanya “mafia” yang memanfaatkan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) untuk meraup uang dan memperkaya diri dengan kelompoknya. Yang hebatnya lagi, setiap pelaksanaan MTQ di Kota Padang, tim jurinya selalu para mafia tersebut dan sekaligus merangkap sebagai pelatih qory dan qoriah.
“Kami dari LSM Mamak, akan membongkar kebobrokan mental tim juri MTQ Padang tersebut,” kata Jamalus Datuk Rajo Balai Gadang kepada Tablod Bijak, Sabtu, 27 September 2014.
Berdasarkan inforamasi yang dihimpun LSM Mamak, modus mafia MTQ itu memanfaatkan dan menganjurkan para camat se-Kota Padang untuk mengikuti program pelatihan bagi setiap qory dan qoriah yang akan mengikuti MTQ.”Besarnya dana yang mereka minta kepada pak camat untuk mengikuti program latihan tersebut sampai Rp 40 juta hingga 50 juta,” katanya.
Menurut Jamalus, ada camat yang hanya sanggup membayar Rp 22 juta dan para mafia itu hanya memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan sebanyak dua kali. “Yang ironisnya lagi, masalah gelar juara dan rangking, juga ada permainan biayanya. Semakin besar kita membayar, ada peluang juara umum dan masalah dana itu sudah dialami seluruh camat,” kata pengusaha rumah makan ini.
Secara logika, sangat tidak masuk akal sehat, tim juri merangkap sebagai pelatih qory dan qoriah yang akan berkompetisi di MTQ. “Kalau ingin juara, ya kita harus memberikan upeti kepada tim juri yang katanya dibentuk oleh LPTQ dengan SK Walikota Padang,” kata Jamalus lagi.
Kini, kata Jamalus, bahan-bahan tentang kebobrokan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-36 di Kecamatan Padang Selatan, 10-14 September 2014 lalu, sedang dikaji dan dibahas.”Jika bahan dan buktinya sudah lengkap, akan kami laporkan ke aparat penegak hukum dan pak walikota,” tambah mantan aktifis kepemudaan ini.
Tujuan LSM Mamak membawa persoalan ini ke ranah hokum, agar para mafia itu sadar dan kemudian pelaksanaan MTQ Kota Padang berikutnya murni berdasarkan prestasi qory dan qoriah. “Kasihan juga kita pak camat jadi sapi perahan mafia MTQ tersebut,” ujarnya. (Y a) 

google+

linkedin