BIJAK ONLINE-Sebagai alumni IAIN Imam Bonjol Padang yang
dipercaya masyarakat menjadi Walinagari di Koto Laweh, Kecamatan Koto Besar,
Kabupaten Dhamasraya, Habib Rahman Malin Pandito Alam, bertekad menjadikan
nagarinya yang religi dan berbudaya Minangkabau.
“Saya akan mengajak masyarakat, di Koto Laweh untuk menjalani
hidup dan kehidupan dengan berpedoman dengan Adat Basandi Syarak dan
Syarak Basandi Kitabullah, yang sesuai dengan falsafah Minangkabau,” kata Habib
Rahman Malin Pandito Alam saat berbincang-bincang dengan Bara Online Media, di
Jalan Siak Kawasan GOR Haji Agussalim.
Menurut Habib Rahman, kalau dilihat dari sensus penduduk,
Nagari Koto Laweh memang penduduknya 85 persen asal muasalnya dari Pulau Jawa.
Tapi, kini masalah asal muasal leluhur itu tidak terlalu dimasalahkan oleh
masyarakat Koto Laweh. Alasannya, karena bagi masyarakat yang leluhurnya dari
Pulau Jawa, telah menerapkan filsafah dimana bumi dipijak, disana langit
dijunjung.
Bahkan, kini telah terjadi pembauran antara masyarakat dengan
terjadinya perkawinan antara anak nagari. “Saya contohnya, yang leluhur saya berasal
dari Pulau Jawa, mendapat gelar adat Malin Pandito Alam,” kata walinagari yang mengaku
lahir dan dibesarkan di Dhamasraya.
Kemudian, kata Habib Rahman, kalau berbicara sejarah
Pagaruyung, asal muasal dari Aditiawarman, juga dari Pulau Jawa, yakni dari
kerajaan Majapahit. “Jadi, antara orang Minangkabau dengan orang Pulau Jawa
telah bersatu dan membaur sejak dahulu kala,” kata pengagum Bung Hatta ini.
Khusus masalah budaya, lanjut Habib Rahman, masyarakat Nagari Koto Laweh masih menyenangi
Reok Ponorogo dan randai Minangkabau. “Saya senang dan bangga, karena anak-anak
nagari di Koto Laweh, secara budaya telah saling menyenangi berbagai seni
budaya antara Jawa dan Minang,” tambahnya.
Kedepan, kata Habib Rahman, dirinya akan mengajak masyarakat
untuk menjadikan masjid sebagai Islamic center berbagai kegiatan agama dan
budaya. “Insya Allah, saya akan membawa masalah program Islamic centre ini ke
musyawarah nagari dan akan membangun berbagai kegiatan olahraga dalam
dilingkungan masjid,” ujarnya aktivis HMI saat kuliah dulu, sembari menambahakan anak nagari tak hanya pandai berolahraga, tetapi juga taat beragama..(yal aziz)