![]() |
Dedi Umar asisten pelatih PPLP Sumbar |
BIJAK ONLINE-Sebagai Kadispora Kota Padang, Suardi Junir
menyampaikan rasa senang dan bangganya atas kehadiran asisten pelatih Pusat
Pendidikan Latihan Pelajar atau Diklat Sepakbola Sumatera Barat, Dedi Umar yang
datang untuk menyaksikan pertandingan dan memantau pemain berbakat, dalam kompetisi
LPI 2014, yang dibuka Menpora RI, Roy Suryo, Rabu 24 September 2014 lalu.
“Jujur, saya senang dan bangga atas kehadiran asisten
pelatih PPLP Sumbar, Dedi Umar menyaksikan LIP,” kata Suardi Junir kepada
Tabloid Bijak, Sabtu, 27 September 2014.
Menurut Suardi, salah satu tujuan melaksanakan LPI 2014
adalah untuk memantau dan menjaring pemain berbakat dan potensial. “Saya
berharap, pak Dedi banyak mendapat stok pemain dari LPI ini,” kata mantan kabag
humas Kota Padang ini.
Secara terpisah, pelatih PPLP Sumbar Dedi Umar menyebutkan,
kalau dirinya memang sengaja memantau kompetisi LPI Kota Padang. Tujuannya,
untuk menjaring pemain berbakat yang akan diajaknya bergabung di diklat
sepakbola. “Selama memantau, saya sudah dapat dua pemain, yakni pemain dari
SMPN 15 dengan nomor punggung 7 dan dari SMPN 29 dengan nomor punggung 11,”
katanya.
Menurut putra Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji tersebut, untuk
mencari bibit-bibit pemain sepakbola berbakat wadahnya memang melalui kompetisi
seperti LPI ini. Dari kompetisi itulah nantinya akan lahir sejumlah pemain
potensial yang akan menjadi cikal bakal kekuatan sepakbola Ranah Minang di
kancah nasional.
“Dalam mencari pemain, kami lebih fokus pada postur dan usia
pemain tersebut. Untuk postur, kami mencari minimal 165 cm tingginya dan
usianya kelahiran tahun 2000,” beber pegawai Dispora Sumbar itu serius.
Tujuannya, lanjut mantan pemain PSP Yunior itu, supaya
setelah mereka beranjak usia remaja dan dewasa nanti tinggi sang pemain bisa
mencapai ideal yang diharapkan PSSI, yakni rata-rata 180 cm. Sebab, berdasarkan
ilmu kesehatan dan psikologi olahraga, masa pertumbuhan seseorang itu sampai
usia 22 tahun. Jika mereka diasah dan ditempa dari sekarang, bukan tidak
mungkin pada usia 22 tahun nanti anak-anak yang memiliki tinggi 165 cm saat ini
akan mencapai tinggi ideal yang diharapkan tersebut.
“Kalau untuk bersaing dengan negara-negara yang sudah maju
persepakbolaannya, memang tinggi pemain itu rata-rata harus 180 cm. Masalah
skil dan teknik bermain, bisa dipelajari saat latihan. Apalagi kalau dibina
khusus dalam sebuah akademi sepakbola bola. Insya Allah, suatu saat sepakbola
Indonesia akan mampu bersaing di tingkat dunia,” tukasnya optimis. (tio/jim)