![]() |
Pabrik PT Semen Padang |
BIJAK ONLINE-LSM Mamak Ranah Minang sengaja membentuk tim
investigasi dengan melibatkan para pakar ahli lingkungan guna mengkaji dan
menganalisa dampak dari limbah debu dan partikel PT Semen Padang. Alasanya,
karena dampak dari limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen
adalah debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3.
“Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas
atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah
udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain.
Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia
akan menurunkan kualitas udara,” kata Direktur Eksekutif LSM Mamak Ranah
Minang, Drs Syahrial Aziz, seusai membahas laporan masyarakat Kelurahan Limau
Manis Selatan Kecamatan Pauh, Jumat, 26 September, 2014 di markan Bara Online
Media, Jalan Siak Kelurahan Rimbo Kaluang Padang.
Menurut Yal Aziz, khusus dampak partikulat debu, pada
umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang
dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. “Keadaan ini
bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak
berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran
pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi,” kata alumni Pesantren Thawalib
Padang Panjang ini.
Sedangkan dampak dari limbah timah logam berwarna kelabu
keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman yang
amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan
dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. “Logam berat ini merusak
kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan
memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Zat-zat ini mulai dari asbes
dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink,” tambah
pengangum proklamator Bung Hatta ini.
Sedangkan menurut warga masyarakat Kelurahan Limau Manis,
Kecamatan Pauh, Rudi dan Doli kepada Bara OnlineMedia dan LSM Mamak, menyebutkan kalau Batang Aie Ulu Gadut sudah
tercemat oleh limbah PT Semen Padang. Akibatnya, satwa berupa ikan garing, ikan
panjang, ikan mungkus dan udang sudah langka atau tak ada lagi. “Kini lah indak
ado lauk lai di Batang Aie Ulu Gadut,” kata Doli.
Kini, kata Doli lagi, batu di Batang Aie Ulu Gadut telah
berubah warna kekuniang-kekuningan, akibat abu batubara yang tidak terpakai
lagi.
Nada yang sama juga disampaikan Rudi. Menurut Rudi, masalah
debu dari pabrik PT Semen Padang sudah membuat masyarakat disekitar pabrik
resah, karena masyarakat terpaksa menutup setiap makanan dalam rumah dengan
kantong plastic. “Samba diateh meja, kalau indak ditutuik plastic akan kena
debu,” katanya, sembari menambhakn, kalau masalah atap rumah dan daun semua
tanaman telah berubah warnanya akibat dampak debu dari PT Semen Padang, sudah sejak dulu.
Menurut Rudi, beberapa anak nagari telah pernah menyurati PT
Semen Padang mempertanyakan masalah limbah debu dan partikel ini. “Tapi, surat
kami tak pernah dibalas,” katanya, sembari meminta LSM Mamak dan Bara Online
Media mengkaji dampak limbah PT Semen Padang.
Sementara Ketua Tim Invesigasi LSM Mamak, Jamalus Datuk Rajo
Balai Gadang menyebutkan, kalau persoalan limbah PT Semen Padang ini akan
ditindaklanjuti ke pihak manajemen PT Semen Padang. “Kalu hasil kajian dan
analisa kasus selesai, kami akan menyurati PT Semen Padang,” katanya.
Nada yang sama juga disampaikan, Zamri Yahya dari Bara
Online Media. “Persoalan limbah PT Semen Padang ini, perlu kajian dan analisa
para pakar lingkungan, maka Bara Online Media akan mendudukan dulu masalah
dampak lingkungannya,” kata putra Pauh ini. (Ndu)