TABLOIDBIJAK.COM (Kota Pariaman)--Salah satu Prosesi dalam pembuataan Tabuik Piaman, Prosesi Maatam, kegiatan ini dilakukan untuk mengenang kematian cucu Nabi Muhammad Hasan dan Husain, biasanya, prosesi ini dilakukan setelah shalat zuhur.
Maatam dilakukan dengan cara mengelilingi daraga dengan membawa panja yang berisikan loyang serta melemparkan beras kuning ke arah daraga sebanyak 8 kali putaran.
Menurut Syarifuddin(65) tahun kegiataan Maatam ini dilakukan setiap tahun dan termasuk dalam kegiatan prosesi pembuatan tabuik yang bertujuan untuk mengenang kematian hasan dan husain, cucu Nabi Muhammad, dalam keterangannya pada Prosesi Maatam dirumah Tabuik Subarang, Rabu (27/9/2017).
Bukan hanya masyarakat lokal yang sangat antusias terhadap prosesi Tabuik Piaman, melainkan juga wisatawan dari mancanegara.
Pada saat kegiatan Maatam dilakukan, juga terlihat wisatawan dari Jepang yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut. Ohata Kimmino (25)tahun dan Izumi Shimana (21) tahun mengaku mereka sangat senang dan antusias dengan acara ini dan juga ingin memperkenalkan budaya tabuik ini ke negaranya.
Mereka sendiri mengaku sedang menjalani program Nihon Go Patners, Gelombang 8 Japan Foundation yang tujuannya membantu mengajarkan bahasa jepang dan kebudayaan jepang ke pada masyarakat Sumbar, ungkap Hesty Tarmizi selaku pendamping dan penerjemah mereka selama di Sumbar, yang kesehariannya berprofesi sebagai Guru Bahasa Jepang di SMA Pembangunan UNP Padang.
Mereka menyebutkan Gendang Tasa hampir sama dengan kebudayaan Jepang yaitu Taeko(gendang) yang biasanya digunakan pada perayaan agama Budha di Kuil. Mereka sangat tertarik untuk hadir mengikuti acara puncak Tabuik yang akan dilaksanakan tanggal 1 Oktober mendatang, jelas Hesty. (rel/amir)