SUASANA dirumah walikota, agak riuh karena ada segerombolan anak nagari padang pinggiran yang sengaja datang berbondong, karena katanya ada undangan dari walikota untuk makan basamo.
"Suaro apo dilua tu pak kadis PU, kok riuh bana," kata Naro kepada anak buahnya tersebut, sembari menegaskan, pak kadis PU buliah pulang lai."Apo yang kita caritokan tadi rahasio yo dan indak buliah sia pun tahu termasuk istrinyo."
"Siap pak walikota," kata kadis PU sembari mengayunkan langkahnya keluar ruangan walikota. Dalam hatinyo;"Walikota kalera juo mah, mau enaknya saja."
Sipeminum teh, walikota Naro langsung memencet bel dengan tujuan memanggil ajodan untuk memanggil kepala dinas berikutnya;"Suruah masuk kadis pariwisata, surang sae," kata walikota Naro tegas.
"Siap pak wali," kata ajudan yang sejak dari pagi sudah panik dan galau, karena walikota Naro main bentak sembari mengatakan kalimat;"Goblok kau."
"Assalamualaikum pak wali," kata Kadis Pariwisata sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Waalaikumsalam, awak yang jadi kadis parawisata yo dan lah bara lamo jadi kadis dan waktu pilkada patang ko apa sae karajo," kata walikota Naro sembari mempersilahkan kadis pariwisata duduk berhadapan dengan dirinya.
Sebelum pembicaraan dimuali, terdengar suara dering handphone walikota Naro."Dari sia ko, nomornyo ndak terdaftar di HP ambo," kata Naro sembari meminum kopi yang memang telah tersedia di depannya.
"Oh mak lengah rupo eee, apo kabar Mak Lengah dan dima kini, apo masih di Banduang, apo di Pian Tangah Pahlimo," kata Naro dengan suara keras, sehingga suaranya terdengar di ruang tamu yang lainnya. Sementara Kadis Pariwisata hanya terpaku dan duduk terpaku saja mendengar suara walikotata Naro berbicara.
Kemudian, walikota Naro mengucapkan terima kasih kepada Mak Lengah, yang telah ikut membantu keberhasilannya menjadi walikota. Selanjutnya Naro mengundang Mak Lengah untuk datang ke Padang membicarakan masalah proyek pembangunan, serta rencana membangun hotel berbintang.
Sebelum pembicaraan dimulai, kadis pariwisata memberikan uang dalam kantong asoi kepada walikota Naro. "Ko apo ko pak kadis pariwisata. Lai ndak granat lo isi eee ko," kata Naro sembari mengambil uang dalam plastik asoi tersebut, sembari bertanya;"Bara jumlah eee ko."
"Kepeng kontan Rp 25 juta dan cek Rp 50 juta," kata kadis pariwisata sembari menyebutkan kalau yang cek dari pengusaha perhotelan yang kini lagi minta izin buat home stay di Pulau Sirandah.
Kemudian, terlihat walikota Naro membuka asoi dan uang kontan Rp 25 juta dimasukannya ke dalam tasnya. Sedangkan yang cek diletakannya dalam buku khusus agenda kegiatannya. "Masih mau jadi kadis pariwisata ya," kata Naro sembari meminta penjelasan tentang program dan kegiatan pariwisata samo walikota terdahulu dan rencana yang akan datang.
Kini, kata KAis pariwisata, lah ado lima pengusaha perhotelan yang ingin berinvestasi di Pulau-pulau yang masuk wilayah Kota Padang. "Kini tingga tandatangan pak wali se lai," kata kadis pariwisata itu sembari mempelihatkan surat permohonan tersebut.
"Masalah surek permohonan ko, tinggakan sae dulu, bia ambo suruah tim ahli membahas dan mengkajinyo dan bisuak kalau ka menghadap balik, kepeng yang dibaok labiah banyak dari yang kini yo, karano modal ambo untuk menjadi walikota ko 30 miliar dan kepeng eeee bautang sado alah eeee, lai mangarati tu pak kadis," kata Naro sembari mempersilahkan kadi pariwisata keluar. "Lah kalua lah lai."
Begitu ada perintah disuruh keluar, Kadis Pariwisata langsung tegak dan mengayunkan langkahnya keluar. Dalam hatinya;"Walikota gilo dan klera juo mah."
Kembali bel untuk memanggil ajudan berbunyi. Tak lama kemudian ajudan datang menghadap. "Siap perintah pak wali," katanya dengan sikap sempurna bagaikan tentara.
"Suruah masuak kadis pendidikan dan sudah tu Kasatpol PP," kata Naro sembari memerintah ajudan membawa lontong gulai paku jo kopi. BERSAMBUNG (Penulis feature ini waratwan tabloid bijak dan padangpos.com)