BIJAK ONLINE (Padang)-- Sebanyak 314 guru madrasah dilingkungan Kementerian Agama RI, hari ini, Sabtu (23/12) telah menyelesaikan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
PLPG Guru Madrasah diselenggarakan di Universitas Negeri Padang dari Rabu (13/12) hingga Sabtu (23/12). Pada tahapan Ujian Tulis Lokal (UTL) PLPG Guru Madrasah itu jumlah peserta yang dinyatakan lulus UTL utama sebanyak 184 orang dan mengulang UTL tahap satu sebanyak 130 orang.
"Bila ada yang mesti mengikuti UTL tahap kedua dan kita berharap semuanya bisa mengikuti UTN," kata, Prof Dr Syahrial Bakhtiar selaku Ketua Panitia Sertifikasi Guru Rayon 106 UNP pada penutupan PLPG Guru Madrasah di Aula FE UNP, Sabtu (23/12).
Menurutnya, Kemenag mengalokasikan kuota untuk Rayon 106 UNP di tahun 2017 sebanyak 360 orang untuk mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Namun dengan berbagai keterbatasan jumlah peserta yang hadir sebanyak 314 dan 1 orang batal mengikuti karena sakit, 1 orang peserta pindahan dari Universitas Negeri Semarang.
"Para peserta PLPG Guru Madrasah tahun 2017 secara optimal telah mengikuti prosesi 12 mata pelajaran dengan baik dan dipantau langsung oleh mentor. Mudah-mudahan mereka lulus UTN," lanjut Prof Syahrial Bakhtiar.
Setelah Wakil Rektor 4 mewakili Rektor UNP Prof Ganefri, dilanjutkan dengan sambutan sekaligus menutup secara resmi PLPG Guru Madrasah tahun 2017 pad ayon 106 UNP oleh Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Prof Dr Suyitno.
Pada kesempatan itu Direktur GTK Kemenag itu menjelaskan panjang lebar Pola PLPG yang dilaksanakan khusus untuk guru madrasah tahun ini, yang tidak lagi menggunakan basis nilai UKG.
"Seluruh Guru Madrasah, mari bekerja membangun pendidikan Madrasah dengan tulus ikhlas," ajaknya
"Menjadi guru Madrasah perlu niat yang tulus. Niat tulus itu akan dibantu oleh Allah sehingga lebih baik,akan tetapi jika niat kita sudah tidak tulus, maka hasilnya sebaliknya, tidak akan lebih baik,” ujar Prof Suyitno.
Lebih lanjut ia mengatakan, walaupun Direktorat GTK merupakan Direktorat baru dengan segala keterbatasanya, ia minta jajarannya sampai mengeluh. Menurutnya, jika kerja mengeluh maka akan membuat kerja tidak semangat, dan bisa mengakibatkan stres.
“Kerja kalo sudah stres, biasanya tidak akan nikmat dalam bekerja. Syukuri apa yang ada,” ujarnya. (Humas UNP/Agusmardi)