BIJAK ONLINE (SOLOK)-Sebagai ujung tombak pemerintahan di nagari, walinagari diminta agar tidak ikut berpolitik praktis dan tetap bersikap netral. Selain itu, meski dijuluki pemerintahan terendah, namun walinagari juga berperang penting dalam mensukseskan pemerintahan di sebuah kecamatan dan kabupaten.

Dalam menghadapi Pilkada serentak yang diawali dengan masa kampanye, walinagari sangat besar pengaruhnya sebagai tempat curhatnya masyarakat di suatu nagari. Untuk itu, dalam menghadapi tahun politik yakni berupa pemilihan calon Bupati, walinagari dihimbau agara tetap bersikap netral. 

Demikianlah antara lain yang disampaikan Ketua Forum Walinagari (Forwana) Kabupaten Solok, Syamsul Azwar, , Minggu (9/8) di Arosuka. “Yang lebih bagik itu, walinagari tetap bersikap netral dan tidak ikut berpolitik praktis, sehingga masyarakat yang ada di nagari yang kita pimpin, tidak terkotak-kotak,” tutur Syamsul Azwar. 

Diakuinya, pada masa kampanye nanti, pasti akan ada tim sukses yang mendatangi walinagari. Namun untuk menghadapi hal yang demikian, walinagari tetap harus bisa menghadapi dengan sikap bijak agar tidak dan tetap berusaha meyakinkan para tim sukses bahwa menjabat posisi walinagari yang selalu disorot masyarakat, harus bisa menolak dengan cara halus. “Kalau walinagari sudah terjun ke politik praktis, niscaya masyarakatnya pasti akan ikut-ikutan pula,” terang Syamsul Azwar. 

Sementara walinagari Koto Gadang Guguk, kecamatan Gunung Talang, Adri, mengaku akan terus bersikap netral. “Saat ini dari nagari Guguk saja, ada dua orang pasang calon Bupati dan Wakil Bupati. Untuk menghadapi hal demikian, semua kita serahkan kepada masyarakat, siapa yang pantas mereka pilihdan walinagari tidak akan ikut campur alias no comment,” tutur Adri (wandy)

google+

linkedin