BIJAK ONLINE (Padang)-Perantau asal Minang yang tergambug dalam Musyawarah Keluarga Minang (BMKM) Sumatera Selatan, sangat mendukung  wacana atau keinginan masyarakat Provinsi Sumatera Barat menjadi DAERAH ISTIMEWA MINANGKABAU (DIM).

Dukungan perantau tersebut  dinyatakan dengan pembacaan kebulatan tekat yang di bacakan Ketua Umum Badan Musyawarah Keluargs Minang (BMKM) Sumsel Buya H Nofrizal Nawawi LC yang mantan ketua Muhamadiyah Wilayah Sumsel, pada acara halal bi halal IKatan Keluarga Agam dan Bukittinggi (IKAB) Palembang di Aula Sekolah Tinggi Farmasi Bakti Pertiwi (STIFI) Jalan Ariodillah Palembang, Minggu, 9 Agustus 2015. 

Halal bi Halal yang sekaligus memperingati HUT ke 13 IKAB Palembang dihadiri Gubernur Sumsel H Alex Noerdin yag diwakili Asisten Ekonimi dan Keuangan DR H Farhan Syukri,Prof DR Muchtar Naim, Ketua LKAAM Sumbar Drs H Sayuti Saman DT Rajo Panghulu, Wakil Ketua DPRD Bukittnggi Totrimansyah, Asisten II Agam Isman Imran Kadis Dinas Parawisata Agam A Edy Suryadi, para tokoh masyarakat minang yang ada di Palembang Seperti Ketua Umum BMKM Sumsel H Nofrizal Nawawi Lc, Kol Purn Jasman Malik, H Yuliar Rasyid, HM Zaini, Prof dr Chairil Anwar, Istri Prof dr Azwar Agoes, KetuaUMum IKAB Palembang Drs Noprizon Apt Sutan Rajo Agam dan lain,dan ratusan masyarakat palembang asal MInang dan undangan lainnya.

Acara yang berlangsung sampai pukul 15,00 ditandai dengan dialok adat Basandi Sarak Sarakbasandi Kitabullah , dengan thema Urgensi PERDA denfan Adat Basandi Sarak Sarat Besandi Kitbabullah dengan menampilkan Pembicara Proof DR Mochtar Naim, dan Ketua LKAAM Sumbar H Sayuti Saman dengan Modirator AFdal Azmi Jambak. dan selinggi hiburan paduan suaro mande Ikab, dan pemberian satunan kepada kaum Duafa.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin yang berhalangan Hadir karena menghadiri acara di Jakarta, dalam sambtan tertlisnyanya yang dibacakan Farhan Syukri menyambut baik adanya acara ini, mengharapkan urang awak di Palembang di Sumsel tetap kompak Dima Bumi dipinjak disitu langgit diJunjung. Isyah Allah Sumsel akan menyelebggarakan Asean Game 2018 untuk itu diminta partisipasi urang minang di Palembang, untuk menwujudkan,  adanya Wacana menjadikan Sumbar Menjadi Daerah Istimewa Minangkabau (DIM) Kami warga Sumsel turut mendukung. Bahkan Sumsel bersedia menyadi tuan rumah untuk pertemuan untuk mejuwudkan Sumbar menjadi DIM, tujuanya juga untuk mepersatukan dunia melayu dan dunia islam,” pungkasnya.

Sedangkan Ketua Umum BMKKM Sumsel H Nofrizal, mengatakan adanya wacanan menjadi Sumbar Menjadi DIM, wacana yang sangat baik sekali, dengan menjadikan Sumbar menjadi DIM dapat menangkal berbagai masalah, korupsi, perjudian, narkoba dan lainnya. “Kami masyarakat Sumsel mendukungnya. “kebulatan tekad ini ditanda tangani Ketua IKM-IKM yang tergabung dalam BMKM Sumsel,” ujar Novrizal yang mantan ketua Muhammdiyah Wilayah Sumsel..

Ketua LKaam Sumbar H Sayuti Saman mengatakan dengan menjadikan propinsi Sumbar menjadi DIM, kita bisa mlawan Korupsi danNeptisme (KKN) Karena menurut pandangN Adat basandi Sarak Sarak basandi Kitabbullah, mengambil hak orang atau hak negara atau hal lainnya hukumnya haram, Prilaku Korupsi sangat banyak kita lihat didaerah kita, harus kita lawan dengan kekuatan hukum baik hukum negaram hukum agama maupun hukum adat.

Memang hukum negara belum mampu menyadarkan para koruptor. Sedangkan hukum adat tidak punya ruang untuk melakukannya. Padahal Hukum adat Minangkabau bisa mencegahnya dalam pepatah mengatakan, DIAMBIAK PUNYO URANG BEKO TABAO PUNYO AWAK, JAN BAKAWAN JO URANG MALIANG, BEKO MENJADI PAMAKLIANG DIRI AWAK. Nah dengan Daerah Istimewa Minangkabau (DIM), Hukum Negara Hukum agam dan Hukum Adat, korupsi Bisa tupang menupang dalam memberantas korupsi dan kejahatan lainnnya,” ujar Sayuti Saman DT Rajo Panghulu.

Ditambahkannnya dengan DIM kita dapat mempersatukan Dunia Melayu dan dunia Islam (DMMI). Dalam acara halal bi halal itu para tamu dari kampung halaman turut menyampaikan kata sambutan, dengan menyampaikan pembangunan dan telah dilakukan dan apa yang sedang dilakukan. Para tamu dari kampung juga mendapat masukan dari para perantau di Palembang.(zainal piliang)

google+

linkedin