BIJAK ONLINE (SOLOK)- Persoalan Terminal Regional Bareh Solok (TRBS) yang masih terlunta dan terbengkalai, selama lima belas tahun terakhir merupakan “Neraka” yang harus dihadapi oleh Kepala Daerah Kota Solok yang akan datang.

Pasalnya, sudah tiga Walikota yang menjabat di Kota Solok masih belum bisa menuntaskan persoalan Terminal kebanggaan masyarakat Solok tersebut. Persoalan klasik dan rumit serta akar masalahnya yang sangat misteri, menjadikan TRBS adalah masalah serupa mimpi buruk bagi setiap Kepala daerah yang menjabat Walikota Solok. Akankah diantara tiga pasang calon yang sudah dipastikan ikut Pilkada serentak tahun ini mampu menyelesaikannya?. Hal ini patut kita tunggu dan saksikan.

Dari tahun ketahun, Terminal ini selalu dijadikan prioritas utama untuk diselesaikan, tapi masih saja tak membuahkan hasil. Terminal ini tetap sepi dan kosong, seperti peribahasa, “ Dimana ada gula disitu ada semut”, jika kita melihat situasi dan kondisinya, terminal ini bagai tak punya gula atau penyedap rasa lainya, yang mampu menarik perhatian masyarakat untuk meramaikannya, bahkan bus, angkutan antar kota, provinsi maupun antar pulau, tak berminat sama sekali untuk memakirkan kendaraanya di terminal ini, dengan berbagai alasan, mulai dari sepi penumpang hingga fasilitasnya yang tak memadai menurut para sopir angkutan.

Tak ada satupun program, strategi dan konsep-konsep, yang sukses oleh tiga Walikota terakhir untuk mengembalikan kejayaan TRBS, mulai dari Yumler Lahar, Syamsu Rahim hingga Irzal Ilyas. Oleh sebab itu terminal ini menjadi mimpi buruk bagi Kepala Daerah Kota Solok yang akan datang. Tiga pasangan calon kepala daerah yang akan mengikuti Pilkada serentak tahun ini, diharapkan mampu menyelesaikan persoalan Terminal ini ditahun pertamanya. Yakni paslon Zul Elfian-Reinier (Zoro), Irzal Ilyas-Alfauzi Bote (Imam), dan Ismael Koto-Jon Hendra (IKO-JH).

 Tiga Pasang Calon ini sedang berperang di Pemilihan Kepala Daerah menuju “Neraka” TRBS  yang akan mereka hadapi jika salah satunya terpilih untuk periode yang akan datang. Irzal Ilyas yang merupakan Walikota Solok yang maju kembali di Pilkada tahun ini berpasangan dengan Albote, ketika dimintai keterangan mengenai TRBS menjelaskan, bahwa hingga saat ini Pemko Solok masih mengupayakan perbaikan untuk Terminal Bareh Solok, “kita masih mengupayakan yang terbaik untuk TRBS, segala bentuk konsep dan strategi terus diterapkan agar terminal tersebut ramai, dan masih terus malakukan perbaikan dan mencari persoalan mendasar di TRBS,” kata Irzal Ilyas.

Sementara itu Zul Elfian yang maju menjadi Calon Walikota Solok bersama Reinier juga menuturkan hal senada,” untuk menyelsaikan persoalan TRBS musti dicari dan ditelusuri terlebih dahulu penyebab sepinya terminal tersebut, kemudian barulah pengambil kebijakan menerapkan konsep dan strategi untuk menyelesaikanya,” jelas Zul Elfian.

Kemudian Ismael Koto, yang juga maju di Pilkada 2015 sebagai Calon Walikota Solok berpasangan dengan Jon Hendra, mengatakan persoalan TRBS merupakan persoalan Klasik dan bisa diselesaikan jika ada kemauan yang kuat, bahkan jika terus dibiarkan begini, bukan tidak mungkin Terminal Bareh Solok nantinya semakin buruk, Bahkan mati suri dan lumpuh. Menurutnya, kunci untuk mengurai beban menahun tersebut adalah kemauan dari Pemko Solok sendiri, didukung oleh komitmen segenap stake holder terkait. “ terapan program mesti  lebih menyentuh segi anggaran seyogyanya harus ikut mendukung. Jika tidak jelas sasarannya atau hanya bersifat coba-coba, apapun itu akan berujung sia-sia,” kata Ismael Koto.

Kemudian Jon Hendra Wakil Ketua DPRD Kota Solok, yang juga maju menjadi Calon Wakil Walikota, mengatakan upaya optimalisasi fasilitas terminal Bareh Solok tidaklah sulit, “ untuk menarik perhatian masyarakat TRBS dilengkapi dengan obyek permainan anak-anak, pusat pebelanjaan, taman mini, hiburan, serta sebagainya. Bukan hanya mentok berupa penertiban, razia,” kata Jon Hendra.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Eva Nasri mengatakan pihaknya memiliki komitmen untuk itu, di antaranya juga lewat penambahan fasilitas penunjang dil ingkungan terminal.“ Sebelumnya, sudah dibangun layanan pos kesehatan terpadu, pusat layanan kaeamanan, dan sarana penginapan, sebagai fasilitas penunjang bagi penumpang,” kata Eva Nasri.

Sofinal Tanjung Ketua, Aliansi Indonesia (AI) Perwakilan Kota Solok, mengomentari hal ini, menurutnya persoalan TRBS memang pantas disebut Neraka dalam tanda kutip merupakan persoalan klasik yang rumit serta harus menjadi kewajiban yang diselesaikan oleh Kepala Daerah periode 2016-2021, “Kepala Daerah yang akan datang harus fokus membenahi persoalan Terminal Regional Bareh Solok, ditahun pertamanya,” kata Sofinal.

Para calon pemimpin Kota Solok yang konon semuanya “hebat”, harus berani membuat garansi dihadapan masyarakat. Karena begitu banyak persoalan yang akan dipecahkan, seperti halnya TRBS, Kota Solok kedepan butuh pemimpin yang kreatif, inovatif, cerdas, serta peduli akan nasib daerahnya.(wan/van)

google+

linkedin