RIBUAN Ucapan selamat mewarnai semua media massa, baik cetak maupun elektronik begitu Naro anak nagari kuranji menang dalam Pilwako Kota Padang.

Yang hebatnya lagi, semua anak nagari di Padang pinggiran serentak pula melaksanakan acara balanjuang makan berhamparan dengan alas daun pisang dengan menu khas belut sawah, ikan garing jo jaring.

Kondisi itu membuat Naro yang sebelumnya tidak diperhitungan bakal menjadi walikota, panik dan bingung mau menghadiri acara belanjuang di nagari mana? Soalnya, berdasarkan undangan yang sampai ketangan ajudan, ada 13 acara balanjuang.

"Lapor pak wali," kata sespri yang sekaligus merangkap ajudan.

"Aaa juo lai," kata Naro singkat.

"Ada telepon dari mak datuak Rajo Garang," jawab ajudan.

"Katoan sae ambo sadang di WC," kata Naro. Sementara Naro sedang duduk di ruang makan sambil merokok dengan segalas kopi pahitnya.

Tak lama kemudian, Naro memanggil ajudannya dengan cara menekan bel yang ada diruang makan.

"Kamu hubungi si panjul dan mak olah. Katakan padanya, walikota memanggil dan laksanakan," kata Naro sembari berpindah duduk keruang tamu, karena tamu yang datang terdiri dari timses yang sudah hampir dua jam pula menunggu untuk bertemu.

Selanjutnya Walikota Naro tertawa terbahak-bahak dan sampai batuk-batuk berdahak, ketika ada diantara tamu yang menyebutkan, lawannya di Pilwako masuk rumah sakit karena serangan jantung.

"Beko kalau inyo lah mati, atau almarhum, agiah tahu capek yo. Kito harus memperlihatkan kepada masyarakat, kalau walikotanyo tak ada dendam dan biduak lalu kiambang batauik," kata Naro bak seorang politikus kawakan.

"Sudahtu panggia sekda segera, detik ko juo," kata Naro dengan nada tinggi.

"Siap pak wali," kata ajudan sembari mengomel dalam hati;"Walikota klera juo mah".

Semua tamu yang berada diruang tamu, berbisik-bisik sesamanya dan sudah tu mereka mohon diri, karena panik melihat tingkah walikota yang bergaya melebihi raja Firaun dan Nambrud.

Sementara sekda yang datang tergopoh-gopoh karena takut diganti, langsung masuk ruang tamu dan membungkuk sebelum duduk.

"Pak sekda, bisuak, telepon seluruh kepala dinas dan katakan pak walikota ingin bertemu ampek mato, satu persatu," kata Naro dengan nada kera.

"Siap, siap pak wali dan apo ado tugas dan perintah yang lainnyo," kata sekda dengan wajah pucat pasi mendengar perintah walikota yang baru satu hari dilantik pak gubernur atas nama presiden.

KEESOKAN harinya, yang pertama kali datang menghadap,kepala dinas Pekerjaan Umum yang datang berpakaian baju putih celana hitam dan langsung duduk dihadapan Walikota Naro.

"Pak kadis PU, sudah berapa lama jadi kepala dinas," kata Naro mengawali pertemuan dengan anak buahnya.

"Baru 2 tahun pak wali dan ambo kan ikuik menjadi timses yang bermain dibelakang layar," kata kadis PU ko dengan gaya menjilat dan maopok-opok walikota Naro.

"Oh ya, apakah masih ingin jadi kepaladinas PU ya," kato naro lagi.

"Iyolah pak wali, dan ambo mohon bana samo pak wali, jaaan lah digusur lo ambo, karano utang ambo samo kontraktor masih banyak, karano ambo bajanji samo mereka, jika pak wali manang, pinjaman akan dikembalikan jo proyek.

"Oh begitu ya dan tapi ado syaratnyo kalau ingin tetap jadi kepala dinas PU," kata Naro sembari menghidupkan rokok dan meminum kopinya seteguk.

"Apo syaratnyo tu pak wali dan ambo siap, apopun syaratnyo," kata kadis PU itu sembari membuka  tasnya dan menyerahkan sejumlah uang, yang langsung diambil walikota Naro.

"Ko baru hebat, dari tadi kepeng kalua sae dan ko baru ado kepeng masuk," kata Naro sembari memasukan pula kepeng tu ke dalam tasnya, sembari bertanya."Kepeng ko dari maaaa ko."

"Dari kontaktor pak wali dan ambolah menjanjikan 5 paket proyek jalan dan irigasi," kata kadis PU yang terlihat gelisah.

"Yolah. Syarat yang ambo mukasuik tu, lai pandai maling kepeng negara ko, tapi aman dan indak baurusan lo jo pak jaksa dan pak polisi," kata Naro dengan nada tingi.

Mendengar syarat yang diajukan pak walikota Naro, spontan saja kadis PU menjawab dengan cepat. "Kalau itu syaratnyo, siap pak wali dan aman," kata kadis PU itu sembari mohon diri.

"Bisuak kalau ambo panggia menghadap, kepeng yang dibaok, harus banyak, menimal duakali lipek dari yang kini," kata walikota Naro. (bersambung-penulis cerbung wartawan tabloid bijak dan padangpos.com)

google+

linkedin